Hari Santri 2023: Gubernur Jawa Timur Ajak Santri Jaga Perdamaian Menjelang Pemilu 2024

Peringatan Hari Santri 2023, yang dirayakan dengan semangat dan kehangatan di Kota Surabaya pada Minggu (22/10/2023), menjadi panggung penting bagi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

23 Oct 2023 - 09:39
Hari Santri 2023: Gubernur Jawa Timur Ajak Santri Jaga Perdamaian Menjelang Pemilu 2024
Khofifah Indar Parawansa

Surabaya, (afederasi.com) - Peringatan Hari Santri 2023, yang dirayakan dengan semangat dan kehangatan di Kota Surabaya pada Minggu (22/10/2023), menjadi panggung penting bagi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan pesan kuat kepada seluruh santri, mengajak mereka untuk aktif dalam membangun suasana kondusif menjelang suksesi 2024. Khofifah merasa perlu mengingatkan bahwa tensi politik di masyarakat dapat meningkat dan berpotensi memicu konflik serta polarisasi, terutama dengan pelaksanaan pemilu Presiden, Wakil Presiden, dan legislatif yang akan dilaksanakan serentak.

Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa di atas segalanya. Beliau mendorong para santri untuk tidak terjebak dalam fanatisme terhadap pilihan politik mereka, yang bisa mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat. Lebih dari sekadar pemilih, santri diharapkan menjadi pionir perdamaian yang dapat membawa perdamaian di tengah ketegangan politik yang memuncak menjelang pemilu 2024.

Gubernur Jawa Timur juga tidak lupa mengingatkan tentang sejarah perjuangan santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Khofifah menganggap bahwa santri memiliki peran penting dalam merefleksikan nilai-nilai perjuangan tersebut dalam konteks Indonesia saat ini. Dengan intelektualitas yang tinggi dan pemahaman agama yang luas, santri diharapkan mampu mencegah perpecahan akibat pemilu 2024 dan menjaga perdamaian demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Khofifah menyatakan keyakinannya bahwa santri dapat membantu menjadikan setiap tahapan pemilu berlangsung dengan jujur, adil, dan penuh kedamaian. Beliau berharap bahwa santri, dengan sejarah perjuangan dan komitmen mereka terhadap perdamaian, akan berperan dalam menjaga integritas pemilu dan mencegah ketegangan yang berpotensi merusak persatuan bangsa.

Khofifah juga mengingatkan bahwa peringatan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober memiliki kaitan erat dengan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU), yang ditandatangani pada tanggal yang sama pada tahun 1945. Resolusi Jihad adalah bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah, yang membakar semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau menekankan pentingnya memelihara semangat perjuangan ini, yang selama ini telah membuat santri konsisten dalam menjaga perdamaian dan keseimbangan.

Gubernur Jawa Timur juga menyoroti pentingnya bagi santri untuk peka terhadap situasi zaman. Perang modern tidak lagi hanya berarti pertempuran fisik, melainkan mencakup aspek ekonomi, teknologi, hingga budaya. Oleh karena itu, santri diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan kompetisi global. Dengan jumlah santri yang besar dan mayoritas berusia produktif, mereka dianggap sebagai kekuatan besar dalam pembangunan bangsa.

Khofifah menekankan bahwa banyak santri yang telah membuktikan kemampuan mereka dalam berbagai bidang kehidupan, bukan hanya dalam hal religiusitas. Pandangan bahwa santri hanya berfokus pada tradisi dan ketinggalan zaman mulai memudar. Santri dianggap sebagai kelompok yang dapat berkontribusi aktif dan sukses dalam berbagai sektor, memperlihatkan relevansi dan adaptasi dengan tuntutan zaman modern.

Terakhir, Khofifah kembali mengingatkan santri untuk memegang teguh etika dan moralitas saat mereka berada di tengah masyarakat. Beliau menekankan bahwa ciri inilah yang membedakan individu santri dari yang bukan, dan menjadi nilai tambah dalam berkontribusi positif untuk bangsa dan negara. (mg-3/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow