Sidak Takjil, Dinkes Tulungagung Masih Temukan Makanan Mengandung Zat Berbahaya

24 Mar 2023 - 19:10
Sidak Takjil, Dinkes Tulungagung Masih Temukan Makanan Mengandung Zat Berbahaya
Petugas Dinkes Tulungagung ketika melakukan uji sample takjil di hotel Barata Tulungagung, (rizki/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung masih temukan makanan mengandung berbahaya seperti zat pewarna atau rhodamin B.

Hal itu setelah dilakukannya pemeriksaan sample terhadap sejumlah jajanan takjil di 12 titik secara acak pada Jum'at (24/3/2023).

Kasi Farmasi dan Perbekalan Medis, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Masduki menjelaskan, pihaknya melakukan sidak takjil untuk mengetahui seberapa aman kandungan dari makanan/minuman takjil yang dijual kepada masyarakat.

 Pasalnya, pada momentum bulan Ramadan seperti ini, mulai banyak pedagang yang menjual jajanan untuk berbuka puasa.

Sidak dilakukan di 12 lokasi penjual takjil yang tersebar di delapan desa yang ada di Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Kedungwaru dan Tulungagung.

"Ada 40 sample makanan dan takjil yang dilakukan uji sample secara acak," jelas Masduki, Jumat, (24/3/2023).

Adapun hasil uji sample, didapati sebanyak dua produk takjil dinyatakan positif mengandung zat kimia berbahaya jenis pewarna textile atau Rhodamin B.

"Produk tersebut didapat dari Kelurahan Kutoanyar Kecamatan Tulungagung," jelasnya. 

Dua produk itu merupakan jenis olahan makanan krupuk pohong dan minuman berupa sirup. Temuan ini tentu sangat mengejutkan petugas lantaran selama tahun 2022 kemarin, pihaknya sudah sering melakukan pemantauan terhadap produsen makanan.

"Petugas juga sudah sering sosialisasi kepada masyarakat dan memantau produsen, ternyata masih kedapatan adanya penggunaan zat berbahaya pada makanan," ungkapnya.

Masduki menjelaskan dampak dari konsumsi makanan mengandung zat kimia tersebut tidak langsung terasa bagi manusia. Namun, apabila dikonsumsi secara terus menerus efek jangka panjang bagi kesehatan akan sangat buruk terutama bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. 

"Atas temuan ini, pihaknya akan menelusuri asal usul produk tersebut untuk mengetahui siapa produsennya," ujarnya.

Selain itu, pihaknya meminta agar masyarakat mulai mengurangi ketertarikan terhadap produk yang berwarna menarik. Pasalnya, produk makanan atau minuman seperti itu justru lebih sering mengandung bahan kimia berbahaya.

"Selama banyak permintaan, mereka (Produsen nakal- red) akan tetap menyediakan kebutuhan pasar. Maka dari itu, disisi kami melakukan penelusuran, masyarakat juga harus mulai memilah makanan," pungkasnya.(riz/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow