Manfaat Program JKN-KIS: Pengalaman Guru Agama Menghadapi ISPA di Jakarta
Muhammad Syaid, seorang guru agama di Jakarta, menjadi salah satu saksi nyata manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), terutama sebagai peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah Upah Pemerintah Daerah (PBPU-PEMDA) DKI Jakarta.
Jakarta, (afederasi.com) - Muhammad Syaid, seorang guru agama di Jakarta, menjadi salah satu saksi nyata manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), terutama sebagai peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah Upah Pemerintah Daerah (PBPU-PEMDA) DKI Jakarta.
Menurut Syaid, kehadiran program ini sangat membantu dirinya dan keluarga, terutama ketika anaknya, Fatimah, mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi udara Jakarta yang buruk.
"Kejadiannya bermula tiga minggu lalu ketika anak saya mengalami demam disertai batuk dan flu ringan, waktu itu saya dan istri langsung ke puskesmas untuk mengobati Fatimah," jelas Syair.
Syaid menekankan bahwa kehadiran JKN-KIS memberikan kepastian bahwa pengobatan anaknya di Rumah Sakit Tria Dipa, Jakarta Selatan, selama tiga hari tidak dikenakan biaya, karena telah terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan.
Dalam pengalamannya, Syaid mencatat bahwa kelengkapan administrasi yang diminta hanya kartu BPJS Kesehatan tanpa embel-embel fotokopi berkas dan syarat lainnya.
"Hari itu langsung saya bawa anak ke IGD melihat kondisi anak yang semakin parah, syukur alhamdulillah sampai rumah sakit kami diterima secara baik dan cepat," tambahnya seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Selama masa perawatan di Rumah Sakit Tria Dipa, Syaid merasakan manfaat besar dari keanggotaan BPJS Kesehatan.
Pasien Program JKN berhak mendapatkan berbagai pelayanan kesehatan, termasuk fasilitas penunjang medis, rawat jalan, dan rawat inap.
Selama perawatan inap, durasinya disesuaikan dengan kebutuhan medis yang bersangkutan, dan keputusan untuk pulang dirujuk pada dokter penanggungjawab.
Syaid memberikan apresiasi terhadap kualitas layanan yang diterima di Rumah Sakit Tria Dipa.
"Selama tiga hari menemani anak saya dirawat disini kesannya sangat bagus, meskipun ini rumah sakit tapi rasanya nyaman," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa keluarganya merasa tenang dan nyaman selama pengobatan Fatimah berlangsung.
"Dengan bagusnya layanan ini, saya harap Fatimah bisa segera sembuh dan ceria lagi," ungkap Syaid, menggambarkan harapannya terhadap kesembuhan anaknya.
Selain menceritakan pengalaman menyembuhkan anaknya dari ISPA, Syaid juga berbagi pengalamannya sendiri dalam menggunakan Program JKN. Pada tahun 2014, dia mengalami retakan dan pengeroposan pada tulang di sekitar lutut. Syaid melalui proses pengobatan tanpa biaya sepeserpun.
"Luar biasa pengalaman keluarga saya bersama BPJS Kesehatan ini, setiap kali saya berobat itu gak pernah sedikitpun mengeluarkan dana pribadi, paling hanya untuk ongkos jalan ke fasilitas kesehtaan aja," ucapnya.
Syaid berharap program ini terus meningkat kualitasnya agar semua masyarakat dapat mendapatkan pelayanan yang adil. Dia juga mengajak masyarakat untuk mendukung keberlangsungan BPJS Kesehatan dengan menjadi peserta aktif.
"Simpel saja seperti mengingatkan sanak saudara untuk jadi peserta aktif," tandasnya.(mg-2/jae)
What's Your Reaction?


