Demonstrasi Penambang Emas Berakhir Rusuh, Kantor Bupati Pohuwatu Dibakar
Kantor Bupati Pohuwatu, di Provinsi Gorontalo, menjadi korban aksi kemarahan ribuan penambang emas yang merasa kecewa
Gorontalo, (afederasi.com) - Kantor Bupati Pohuwatu, di Provinsi Gorontalo, menjadi korban aksi kemarahan ribuan penambang emas yang merasa kecewa dengan perusahaan pertambangan emas tempat mereka bekerja dan pemerintah setempat.
Pemerintah daerah mengklaim bahwa aksi demonstrasi ini dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri mereka Aliansi Majelis Permusyawaratan Rakyat Pohuwato (MPRP) dan Aliansi Forum Persatuan Penambang Ahli Waris Pohuwato. Aliansi ini awalnya menggelar unjuk rasa di kantor perusahaan tambang PT. Puncak Emas Tani Sejahtera (PT PETS), menuntut perusahaan tersebut menghentikan aktivitas mereka karena merusak lingkungan dan merugikan masyarakat. Namun, aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi aksi kekerasan ketika massa mulai melempari dan kemudian membakar kantor PT PETS.
Setelah itu, massa menggerakkan unjuk rasa mereka ke kantor DPRD Pohuwatu, berharap dapat bertemu anggota dewan untuk menyampaikan keluhan mereka. Namun, pimpinan DPRD tidak berada di tempat, yang menyebabkan kekecewaan massa. Massa kemudian beralih ke kantor bupati Pohuwatu, tetapi sekali lagi mereka tidak bisa menemui bupati. Akibatnya, massa merusak dan membakar kantor bupati.
Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, mengecam terjadinya aksi demonstrasi yang berakhir rusuh dan menyebabkan kantor bupati Pohuwato di Kecamatan Marisa terbakar. Ia meminta masyarakat Pohuwato untuk menjaga kotanya dan mengingatkan bahwa fasilitas pemerintah yang dibakar adalah pusat pelayanan bagi masyarakat setempat.
Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo, Irjen Polisi Angesta Romano Yoyol, mengatakan bahwa sejumlah orang telah diamankan untuk dimintai keterangan setelah demonstrasi berakhir rusuh. Pihaknya juga telah menambah jumlah personel polisi di enam lokasi yang sebelumnya mengalami aksi perusakan dan pembakaran oleh massa.
Meskipun kerusuhan terjadi, situasi di ibu kota Kabupaten Pohuwato, Marisa, tetap terkendali. Namun, tercatat sedikitnya 10 polisi mengalami luka-luka, termasuk dua yang mengalami patah tulang, dalam rangkaian kerusuhan tersebut. (fit)
What's Your Reaction?


