Terhindar Dari Musibah, Warga Kendit Gelar Ritual Ojhung

25 Oct 2022 - 16:45
Terhindar Dari Musibah, Warga Kendit Gelar Ritual Ojhung
Tradisi Ojhung (alifia rahma/afederasi.com)

Situbondo, (afederasi.com) - Warga Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur menggelar ritual lomba Ojhung atau adu cambuk berbahan rotan, Selasa (25/10/2022).

Tradisi ritual Ojhung ini digelar untuk meminta diturunkan hujan. Selain itu agar desa setempat terhindar dari sejumlah musibah, serta perkelahian antar warga. 

Dalam lomba ojhung tersebut, para petarung unjuk kebolehan memainkan senjata rotan untuk mencambuk badan lawan. Bahkan, setiap petarung diberi kesempatan tiga kali mencambuk badan lawan secara bergantian.

Saat bersamaan petarung satunya juga harus pintar menangkis cambukan lawan yang menggunakan rotan. Siapa cambukannya paling banyak mengenai badan lawan, dialah pemenangnya.

Ritual ojhung di Desa Bugeman ini, cukup menarik perhatian. Ribuan warga dari berbagai desa di Situbondo datang ke lokasi. Mereka rela berdesakan untuk menyaksikan setiap petarung yang berlaga dalam lomba ojung tersebut.

Gelar ojhung tersebut tidak hanya diikuti peserta dari Kendit saja, melainkan juga dari sejumlah desa lain di Kabupaten Situbondo.Selain itu, sebagian peserta berasal dari kabupaten tetangga, seperti , Kabupaten Lumajang, Bondowoso dan Probolinggo.

Kepala Desa (Kades) Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo, Udid Yuliasto mengatakan lomba ojhung menjadi salah satu ritual setiap melaksanakan selamatan desa.

“Selain itu, lokasi pelaksanaan juga sudah ditentukan, yakni di Dusun Belengguen, Desa Bugeman, Kecamatan Kendit,” kata Udid Yuliasto.

Menurutnya, ritual ojhung itu menjadi kewajiban selamatan desa atas petuah para pembabat desa, pada abad ke 13 silam. Sehingga menjadi tradisi turun menurun. Bahkan, hingga kini, tradisi lomba ojhung tersebut masih dipertahankan.

“Selain menjadi ritual untuk meminta hujan. Namun, lomba ojhung di Desa Bugeman menjadi kewajiban ritual setiap selamatan desa. Sebab, jika tidak dilaksanakan, desa ini diyakini rawan bencana, seperti perkelahian antar warga dan bencana banjir,” imbuh Udid.

Sementara itu, Bupati Situbondo Karna Suswandi mengatakan, ritual lomba ojhung ini perlu dilestarikan. Oleh karena itu, lomba ojhung perlu dikembangkan agar menarik para wisatawan.

Karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa (Kades) Bugeman, yang telah melestarikan tradisi ojhung ini hingga tiga generasi.

“Tradisi ojhung kalau tidak dilestarikan dipastikan hilang. Di saat tradisi itu hilang, akan menghadapi tragedi. Sehingga kami berterima kasih kepada Kades Bugeman. Kami juga berharap tradisi ojhung ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Situbondo,” tutupnya.(vya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow