Riset CISDI: Cukai MBDK Diyakini Dapat Turunkan Angka Konsumsi Gula Hingga 17,5 Persen

Jakarta, afederasi.com - Minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) seringkali menjadi perbincangan hangat karena tingginya kandungan gula yang membahayakan kesehatan masyarakat. Gula yang tinggi dalam minuman manis ini berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang dapat membahayakan nyawa.

Wacana penerapan cukai terhadap MBDK dianggap sebagai solusi efektif untuk mengurangi konsumsi minuman manis ini di masyarakat. Chief Research and Policy CISDI mendorong penerapan cukai MBDK hingga 20 persen, yang dipandang mampu menurunkan konsumsi hingga 17,5 persen menurut Health Economics Research Associate CISDI, Muhammad Zulfiqar Firdaus.

Penerapan cukai terhadap MBDK akan mengakibatkan harga minuman ini lebih mahal, dengan harapan dapat mengurangi konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, reformulasi produk industri untuk mengurangi kandungan gula juga dapat terjadi akibat penerapan cukai ini.

Studi meta analisis tahun 2021 dan 2023 mengestimasi berbagai risiko yang diakibatkan oleh konsumsi MBDK. Risiko tersebut meliputi peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, kematian akibat penyakit jantung koroner, dan risiko kematian keseluruhan.

Konsumsi MBDK yang tinggi juga memberikan risiko kesehatan yang serius bagi anak-anak dan remaja. Risiko tersebut meliputi peningkatan kemungkinan mengalami overweight dan obesitas, penambahan Indeks Massa Tubuh, peningkatan risiko hipertensi, serta risiko kesehatan jangka panjang seperti diabetes tipe II, penyakit jantung koroner, dan kanker. Selain dampak fisik, berat badan berlebih pada masa kanak-kanak juga berpotensi memengaruhi kesehatan psikis dan sosial, termasuk meningkatnya risiko depresi dan performa buruk di sekolah. 

Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi MBDK, serta mendukung kebijakan penerapan cukai sebagai upaya perlindungan kesehatan masyarakat.(mg-2/jae)