Pakar Kesehatan Sarankan Lima Kebijakan Publik dalam Penanganan Cacar Monyet

Pakar kesehatan prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS., mengusulkan lima kebijakan publik yang seharusnya diadopsi pemerintah RI dalam menangani wabah infeksi cacar monyet.

01 Nov 2023 - 10:37
Pakar Kesehatan Sarankan Lima Kebijakan Publik dalam Penanganan Cacar Monyet
Ilustrasi Penyakit Cacar Monyet (Monkey pox). (unsplash/rodney james)

Jakarta, (afederasi.com) - Pakar kesehatan prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS., mengusulkan lima kebijakan publik yang seharusnya diadopsi pemerintah RI dalam menangani wabah infeksi cacar monyet. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan infeksi dan menghindari kematian pada pasien.

Untuk langkah pertama, perlu ditingkatkan pemahaman masyarakat secara luas, terutama pada kelompok yang memiliki risiko tinggi terpapar cacar monyet. Kedua, penting untuk mengidentifikasi kasus atau kasus yang diduga terinfeksi, yang hanya dapat dilakukan melalui surveilans yang cermat. Salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan adalah isolasi kasus, seperti yang diungkapkan oleh Profesor Tjandra, mantan direktur WHO.

Dalam upaya penanganan cacar monyet, terdapat dua sistem isolasi yang dapat diterapkan. Pasien yang mulai menunjukkan gejala harus melakukan isolasi hingga diagnosis infeksi cacar monyet dapat dipastikan. Jika infeksi terbukti, pasien harus tetap diisolasi sampai semua kelainan kulit hilang dan kulit baru tumbuh tanpa lesi.

Langkah selanjutnya adalah pengendalian cacar monyet melalui penelusuran kontak, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Tjandra. Dari 24 kasus yang ada di Indonesia, kontak erat dengan pasien harus diidentifikasi dan diawasi secara ketat.

"Semua orang yang pernah kontak dengan pasien harus diperiksa satu per satu untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan, dan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing," saran Prof. Tjandra seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Langkah kelima dalam pengendalian adalah memberikan vaksinasi, baik dalam bentuk PPV (primary prevention vaccine) maupun PEPV (post exposure prevention vaccine). Saat ini, Kementerian Kesehatan telah memberikan vaksin kepada kelompok rentan. Namun, Prof. Tjandra menyarankan pemerintah untuk memberi informasi lebih rinci tentang jenis vaksin yang diberikan kepada masyarakat. PEPV diberikan kepada orang yang diduga terinfeksi atau berkontak erat dengan pasien, sedangkan PPV diberikan kepada kelompok dengan risiko tinggi.

Hingga 30 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan RI mencatat ada 24 kasus cacar monyet di Indonesia. Secara global, terdapat 91.123 kasus cacar monyet, dengan 81,9 persen di antaranya terjadi di 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak. Amerika Serikat menempati peringkat teratas dengan 30.636 kasus, sementara Tiongkok, satu-satunya negara Asia di daftar tersebut, menduduki peringkat kesepuluh dengan 1.799 kasus.

Secara umum, pola kasus cacar monyet di Indonesia mencerminkan pola dunia, dengan lebih banyak pria yang terinfeksi dibandingkan wanita.(mg-2/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow