Mitos Minuman Dingin Sebagai Penyebab Batuk Pilek pada Anak: Apa yang Perlu Diketahui

Demam serta batuk pilek seringkali dialami oleh anak-anak. Masyarakat Indonesia sering kali mengaitkan penyakit ini dengan minuman dingin atau es yang dikonsumsi anak.

06 Oct 2023 - 10:39
Mitos Minuman Dingin Sebagai Penyebab Batuk Pilek pada Anak: Apa yang Perlu Diketahui
Ilustrasi anak batuk pilek. (Freepik/master1305)

Jakarta, (afederasi.com) - Demam serta batuk pilek seringkali dialami oleh anak-anak. Masyarakat Indonesia sering kali mengaitkan penyakit ini dengan minuman dingin atau es yang dikonsumsi anak. Namun, menurut dokter Spesialis Anak dan Ahli Respirologi, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K)., anggapan bahwa minum es terlalu sering dapat menyebabkan batuk pilek tidak sepenuhnya benar.

"Banyak yang menyalahkan minuman es sebagai penyebab ISPA pada anak, namun sebenarnya tidak secara langsung benar. Penyebab anak sakit bisa karena faktor daya tahan tubuh anak yang rendah, kemudian terinfeksi virus yang cukup berat, yang kemudian menyebabkan infeksi peradangan dan lain-lain," jelas dokter Madeleine kepada wartawan di kantor Kemen PPPA seperti yang dilansir dari suara.com media partner afederasi.com, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Batuk pilek pada anak sebenarnya bisa menjadi tanda adanya infeksi saluran napas akut (ISPA). Meskipun minum es tidak menjadi faktor utama penyakit ini, terlalu banyak konsumsi minuman dingin dapat mengganggu mekanisme alami pembersihan tubuh. Dokter Madeleine menjelaskan bahwa saluran napas manusia memiliki mekanisme pertahanan sendiri untuk membersihkan lendir menggunakan silia atau lendir.

"Terlalu banyak minum es dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit di area saluran napas, yang mengganggu mekanisme pembersihan alami tubuh. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan lendir, dan jika ada kuman atau virus, dapat memicu peradangan. Namun, ini tidak bersifat langsung," ungkapnya.

Penyebab anak mengalami batuk pilek bisa bervariasi, mulai dari kondisi kesehatan anak, lingkungan di sekitarnya, hingga faktor keganasan kuman, virus, atau bakteri yang menginfeksinya. Dokter Madeleine mengatakan bahwa ISPA adalah infeksi saluran napas akut yang terjadi selama kurang dari 7-14 hari. Beberapa penelitian terkait ISPA menunjukkan bahwa anak di bawah usia 5 tahun dapat mengalami ISPA sebanyak 7-9 kali dalam setahun. Ancaman penyakit ini bisa meningkat jika anak tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat polusi udara yang tinggi.

Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) periode 2019-2021, kasus ISPA paling tinggi biasanya terjadi pada bulan April, Juli, Agustus, dan September.(mg-2/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow