Polda Metro Jaya Gerebek Apartemen Firli Bahuri Terkait Kasus Korupsi dan Pemerasan

Jakarta Selatan, (afederasi.com) - Polda Metro Jaya telah melakukan penggeledahan terhadap apartemen yang menjadi tempat tinggal mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri. Apartemen tersebut terletak di Apartemen Darmawangsa Essence, East Tower Lantai 25, Darmawangsa-X Nomor 86, RT 07, RW 008, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (5/12/2023). Aparat kepolisian, dengan dua mobil mini bus yang terparkir di area apartemen, turut serta dalam penggeledahan tersebut.

Di lokasi penggeledahan, suasana menjadi tegang ketika dua mobil milik pihak kepolisian terparkir di area apartemen. Salah satu mobil bertuliskan polisi dengan pelat nomor 10010-VII, sementara mobil minibus lainnya berwarna silver dengan pelat dinas polisi bernomor 10012-VII. Para jurnalis yang berusaha mendokumentasikan kejadian di sekitar lokasi mendapat respon dari petugas keamanan apartemen.

"Mohon izin bang ya, udah ngambil gambarnya,” ujar seorang security di lokasi seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

"Ini ruang publik, jadi bapak gak berhak ngelarang. Bapak silahkan kembali bekerja,” tanggapan tegas salah seorang jurnalis.

Ketegangan di lokasi penggeledahan semakin terasa saat para jurnalis memotret suasana di sekitar apartemen. Petugas keamanan apartemen kemudian kembali ke posnya setelah mendengar argumen jurnalis. Sementara itu, dua mobil milik penyidik Polda Metro Jaya berpindah posisi parkir. Mobil yang sebelumnya terparkir di pelataran parkir yang dekat dengan jalan langsung berpindah ke tempat yang tidak terjangkau oleh kamera wartawan.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari Polda Metro Jaya terkait rangkaian penggeledahan yang dilakukan di Apartemen Darmawangsa Essence. Namun, kegiatan ini merupakan bagian dari proses penyelidikan yang telah dimulai sejak Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu, 23 November 2023.

Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka setelah aduan masyarakat pada 12 Agustus 2023. Kasus ini diduga terkait dengan pemerasan yang berkaitan dengan kasus korupsi di Kementerian Pertanian yang menjerat SYL. Pada 6 Oktober 2023, polisi meningkatkan status kasus ini ke penyidikan. Dalam proses penyidikan, Polda Metro Jaya telah memeriksa sekitar 90 saksi, termasuk ahli, dan SYL.(mg-3/jae)