Pagelaran Seni Jadi Media Penyembuhan Eks Anak Binaan Lapas

20 Dec 2025 - 12:43
Pagelaran Seni Jadi Media Penyembuhan Eks Anak Binaan Lapas
Pagelaran bertajuk ‘Seberkas Cahaya’ Sebuah pertunjukan seni yang menyentuh hati dan penuh makna digelar di MWCNU Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Jumat (19/12/2025). (Foto:Istimewa)

Jombang, (afederasi.com) – Sebuah pertunjukan seni yang menyentuh hati dan penuh makna digelar di MWCNU Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Jumat (19/12/2025).

Pagelaran bertajuk ‘Seberkas Cahaya’ ini unik karena bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah medium penyembuhan dan deklarasi publik bagi lima remaja yang pernah menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (LP).

Inisiatif inspiratif ini digerakkan oleh Shelter Rumah Hati Jombang sebagai bagian integral dari program pemulihan psikologis bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). 

Melalui ekspresi seni yang kuat, kelima remaja diajak untuk menerima kisah hidup mereka, memperjuangkan harapan, dan mengukuhkan komitmen membangun masa depan baru.

Kelima remaja tersebut—Rama, Rafi (Jombang), Reval (Kediri), Ali (Surabaya), dan Fuad (Nganjuk)—dengan penuh keberanian secara bergantian menampilkan monolog puisi, iringan musik, dan fragmen teater.

Mereka sebelumnya menjalani pembinaan di berbagai LP, seperti LPKA Blitar, Rutan Nganjuk, dan Lapas Jombang.

Simbolisasi pergulatan batin mereka diwakili oleh dua aktor bertopeng: hitam-putih dan hitam-belang. Topeng ini merepresentasikan pertarungan internal antara keinginan kuat untuk berubah dengan bayang-bayang kesalahan masa lalu. 

Adegan penutup, di mana sosok bertopeng gelap dikalahkan, menjadi metafora powerful tentang kemenangan harapan atas masa silam.

Mohammad Faisol Hidayat, Koordinator Pendamping Shelter Rumah Hati Jombang, menekankan bahwa konsep pertunjukan sepenuhnya bersumber dari pengalaman personal anak binaan, termasuk ide penggunaan topeng. 

“Ini adalah narasi hidup mereka yang disampaikan secara lugas. Pertarungan dalam diri itu nyata, dan mereka ingin mengungkapkannya tanpa kedok,” ujar Faisol.

Proses latihan selama sepuluh minggu penuh tantangan. “Membawakan cerita orang lain bisa lancar. Namun, mengungkap luka sendiri membutuhkan keberanian yang berbeda,” imbuhnya.

Pendiri Shelter Rumah Hati Jombang, Prof. Yusti Probowati (Dosen Psikologi Universitas Surabaya/Ubaya), menjelaskan lembaganya telah fokus pada pendampingan ABH sejak 2011. 

“Mereka berasal dari berbagai daerah. Pendampingan kami mencakup aspek psikologis dan kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Selama masa pendampingan sekitar delapan bulan, anak-anak dibiasakan dengan rutinitas harian terstruktur seperti bangun pagi, beribadah, memasak, dan bersih-bersih. 

Selain itu, mereka juga dilatih keterampilan praktis seperti sablon dan pembuatan furniture sederhana.

 “Tidak setiap anak cocok dengan jalur akademis formal. Namun, setiap anak dapat diajarkan untuk hidup teratur dan bertanggung jawab,” tegas Prof. Yusti.

Sejak berdiri, Shelter Rumah Hati telah mendampingi 80-90 anak. Saat ini, jumlah binaan sengaja dibatasi lima orang agar pendampingan lebih fokus dan mendalam.

Ahmad Fikri, Wakil Koordinator Pendamping, menekankan peran krusial seni dalam memulihkan kepercayaan diri. 

“Puisi dan musik menjadi saluran jujur untuk mengungkapkan perasaan. Luka batin bisa terekspresikan tanpa dipaksa bercerita secara verbal,” kata Fikri.

Ia menegaskan bahwa pementasan ini bukan titik akhir, melainkan sebuah tahapan penting dalam perjalanan panjang mereka mencari identitas baru pasca-lapas. 

“Panggung ini adalah bukti bahwa cahaya itu masih ada. Yang mereka butuhkan sekarang adalah dukungan dan kesempatan kedua dari masyarakat,” bebernya.

Fikri mengingatkan, stigma dan penolakan justru berisiko menggagalkan proses pemulihan. “Yang dibutuhkan adalah penerimaan. Dukungan sosial jauh lebih bermakna daripada prasangka,” pungkasnya.

Pagelaran “Seberkas Cahaya” tidak hanya menyajikan seni yang berkualitas, tetapi juga menjadi pesan kuat tentang restorasi sosial, pentingnya rehabilitasi berbasis komunitas, dan kekuatan seni sebagai terapi bagi penyintas sistem peradilan.(san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow