Diskusi Budaya Gairahkan Pelestarian Kali Wewetih

18 Oct 2025 - 19:53
Diskusi Budaya Gairahkan Pelestarian Kali Wewetih
Heru Cahyono Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang saat memberikan materi dalam diskusi budaya , Jumat (18/10/2025). (Foto:Santoso /afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com) – Para pegiat sejarah dan budaya di Kesamben, Jombang, menggelar Dialog Budaya dalam rangka memperingati Hari Budaya Nasional 2025. Acara bertajuk 'Ngerasani Jejak Papundhen, Kesamben Jejak Peradaban Penting Masa Lalu' ini digelar di Punden Buyut Gantiyah, Watudakon, dan diharapkan menjadi pelecut semangat pelestarian kebudayaan lokal, Jumat (18/10/2025).

Acara yang berlangsung sejak Jumat sore ini menampilkan pertunjukan seni Barongsai, pencak silat, musik balada, serta Tari Klono Wayang Topeng Jatiduwur sebelum memasuki sesi dialog inti. Salah satu fokus yang mengemuka adalah upaya pelestarian budaya sungai, khususnya Kali Watudakon yang dalam sejarah dikenal sebagai Kali Wewetih.


“Saya kira ke depan menarik untuk dikembangkan pelestarian budaya sungai di daerah ini. Mengingat di samping Punden Buyut Gantiyah ini mengalir Kali Watudakon atau yang pada masa lampau disebut dengan Kali Wewetih,” ungkap Agus Prasetyo, salah satu pegiat budaya Kesamben.


Budayawan Jombang,juga Ketua TACB ( Tenaga Ahli Cagar Budaya ) Kabupaten Jombang Nasrul Illah atau yang akrab disapa Cak Nas, mengonfirmasi hal ini dengan menyebutkan sumber sejarah kitab Negarakertagama.

“Di dalam Negarakertagama ditulis dengan Kali Wewetih,” tuturnya. Cak Nas juga berharap Punden Buyut Gantiyah dapat menjadi magnet dan pusat berbagai kegiatan kebudayaan ke depannya.


Tidak hanya budaya sungai, pelestarian budaya pertanian juga menjadi perhatian. Isma Hakim, pegiat budaya lainnya, menekankan bahwa Kesamben merupakan daerah penyangga pangan lintas masa.

“Banyak sekali yang perlu dikaji dan dilestarikan ke depan terkait budaya di Kesamben, termasuk salah satunya yakni budaya pertanian,” tutur Isma.


Dialog budaya menghadirkan narasumber kunci seperti Cak Nas (yang juga Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Jombang) dan Heru Cahyono, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang. Dalam kesempatan itu, Heru Cahyono membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk melaporkan potensi cagar budaya.


“Ada sesuatu terkait dengan penetapan... cagar budaya, langsung warga masyarakat melaporkannya ke Disdikbud... Insyaallah langsung ditindaklanjuti,” tegas Heru.


Komitmen tersebut langsung diwujudkan dengan penyerahan tanda tangan dukungan pendaftaran cagar budaya dari masyarakat Kesamben kepada Disdikbud Jombang pada akhir acara.


Kegiatan yang dihadiri pegiat budaya dari Mojokerto, Malang, Kediri, Jombang, dan Lamongan ini juga diakhiri dengan penyerahan bibit pohon Pancasila dan pohon Kosambi (tanaman ikonik Kesamben) dari pegiat lingkungan kepada Kepala Desa Watudakon, Suharto, untuk ditanam di area Punden.


Acara ini tidak hanya merevitalisasi nilai-nilai sejarah, tetapi juga menunjukkan langkah nyata menuju pelestarian berkelanjutan warisan budaya dan alam di Kesamben, Jombang.(san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow