Kediri, (afederasi.com) - Program Webinar Lentera Mapan kembali digelar Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM). Setelah sukses pada seri sebelumnya, seri ketiga diselenggarakan secara daring pada Jumat (17/10) dengan mengusung tema “Mewujudkan Lingkungan Ramah Anak dan Setara Gender: Peran Stakeholder dalam Implementasi Konvensi Hak Anak (KHA) dan Pengarusutamaan Gender (PUG)”.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pegawai Pemkot Kediri dan menghadirkan narasumber Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Provinsi Jawa Timur, yang juga merupakan Fasilitator PUG dan KLA Jawa Timur.
⸻
Kesetaraan Gender Bukan Sebatas Isu Perempuan
Dalam sambutannya, dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, menegaskan bahwa kesetaraan gender merupakan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam Asta Cita RI. Hal tersebut juga selaras dengan visi dan misi Kota Kediri poin ketiga, yaitu mewujudkan produktivitas sumber daya manusia.
Menurut Fajri, kesetaraan gender tidak boleh dipahami sebagai isu yang hanya menyangkut perempuan.
“Kesetaraan gender adalah persoalan kemanusiaan dan pembangunan. Dalam masyarakat yang setara, semua memiliki kesempatan yang sama dalam berkontribusi dan mengakses sumber daya maupun hasil pembangunan,” tegasnya.
Ia menambahkan, kesetaraan bukan hanya terkait perempuan dan laki-laki, tetapi menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, lansia, anak, dan kelompok inklusi sosial lainnya.
⸻
Komitmen Pemkot Kediri: Pembangunan yang Responsif Gender dan Ramah Anak
Fajri menjelaskan bahwa konsep PUG dan pemenuhan hak anak bukanlah hal baru bagi Pemkot Kediri. Pemerintah terus mendorong kebijakan dan program yang berpihak pada perempuan dan anak melalui berbagai inisiatif, seperti:
• Perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak
• Penyediaan fasilitas publik responsif gender
• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
• Penguatan layanan dan ekosistem ramah anak
Capaian program tersebut turut termin dalam indikator pembangunan daerah. Berdasarkan data tahun 2024:
• Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Kediri mencapai 94,70%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur 92,19%, sehingga menempatkan Kota Kediri pada peringkat ke-8 se-Jawa Timur.
• Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Kota Kediri berada di angka 0,12, sehingga menjadi peringkat kedua terendah di Jawa Timur.
“Dalam IKG, semakin kecil angkanya maka semakin kecil ketimpangan gender di daerah tersebut. Capaian ini menunjukkan bahwa Kota Kediri terus bergerak ke arah pembangunan yang inklusif,” jelas Fajri.
Harapan untuk Aksi Nyata di Lingkungan Kerja Pemerintahan
Fajri berharap seri ketiga Webinar Lentera Mapan tidak hanya menjadi sarana peningkatan pengetahuan, tetapi juga mendorong perubahan pola pikir dan praktik kerja ASN.
“Semoga kegiatan ini menjadi refleksi dan komitmen bersama untuk mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak dalam setiap tugas kedinasan,” tutupnya.(pra)