Dari Hobi Jadi Rezeki: Lia Sukses Ubah Rajutan Tangan Jadi Bisnis Kreatif “Flowgurumi” yang Diminati Anak Muda

Jombang, (afederasi.com) – Bermula dari hobi sederhana, Lia (30), warga Jalan Dewi Sartika, Desa Sengon, Kecamatan/Kabupaten Jombang, berhasil membuktikan bahwa ketekunan dan kecintaan terhadap dunia rajut bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Melalui brand Flowgurumi, Lia menyulap kegemarannya membuat rajutan menjadi bisnis kreatif yang digandrungi banyak kalangan.
Sejak resmi berdiri pada Desember 2023, Flowgurumi menghadirkan berbagai produk rajutan tangan unik, mulai dari boneka amigurumi, gantungan kunci, hingga hiasan tas yang kini tengah populer di kalangan anak muda dan para kolektor.
“Saya memilih amigurumi karena memang suka dengan boneka. Selain itu, karya ini punya daya tarik tersendiri dan bisa disukai berbagai usia, dari anak-anak sampai orang dewasa,” ujar Lia kepada wartawan, Sabtu (18/10/2025).
Proses pembuatan satu boneka rajut, kata Lia, membutuhkan waktu antara satu hingga tiga jam, tergantung tingkat kesulitannya. “Dimulai dari memilih jenis benang, menentukan pola, hingga menyelesaikan detailnya. Semua dikerjakan dengan penuh ketelitian,” jelasnya.
Namun, yang membuat Flowgurumi berbeda dari usaha rajutan lainnya bukan hanya pada hasil produknya, melainkan juga pada komitmen Lia untuk berbagi ilmu. Ia tak sekadar berbisnis, tetapi juga membuka kelas belajar merajut bagi masyarakat umum.
Kelas tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu kelas privat berbayar untuk pelatihan intensif dan kelas gratis yang biasanya mengajarkan kerajinan ringan seperti macrame atau gelang tali. “Saya ingin wadahi teman-teman yang tertarik belajar merajut, sambil menjadikannya kegiatan positif di waktu senggang,” ungkap Lia.
Peserta kelas bimbingan Lia berasal dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak sekolah dasar hingga orang dewasa. Materinya pun cukup lengkap, mencakup teknik dasar hingga pembuatan karya rajutan fungsional seperti mini pouch dan boneka amigurumi.
Meski bisnisnya berkembang pesat, Lia mengaku masih menjalankan semuanya seorang diri sambil tetap bekerja di luar bidang rajut. “Tantangan terbesarnya adalah membagi waktu. Karena selain mengurus Flowgurumi, saya juga punya pekerjaan utama, jadi harus pandai mengatur jadwal,” tuturnya.
Keuletan dan kehangatan Lia terhadap pelanggannya pun menuai banyak pujian. Salah satu pelanggan setianya, Firda (16), mengaku puas dengan hasil karya Flowgurumi. “Aku suka banget sama bonekanya! Lucu, halus, dan bisa request karakter sesuka hati. Kak Lia juga sabar banget waktu aku minta ubah warna. Pokoknya recommended!” ujarnya antusias.
Ke depan, Lia berharap Flowgurumi tidak hanya dikenal sebagai bisnis, tetapi juga sebagai wadah untuk melestarikan seni rajut dan menginspirasi generasi muda agar mencintai kerajinan tangan. Ia juga berkeinginan untuk membentuk komunitas atau membuka pelatihan bersertifikat di bidang rajut.
“Harapannya, Flowgurumi bisa menjadi ruang edukasi yang menumbuhkan semangat kreativitas dan cinta terhadap karya handmade,” pungkasnya.(san)
What's Your Reaction?






