MUI Jombang dan Lesbumi NU Gelar Diskusi Budaya
 
                                    
Jombang, (afederasi.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jombang bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) setempat menggelar diskusi budaya bertema merawat seni - budaya Isam harmoni antara iman, moralitas dan keindahan di Kedai rRebung Pring Ori yang ada di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (06/09/2025).
Kegiatan ini dihadiri pengurus MUI Jombang, puluhan budayawan, tokoh agama, akademisi, serta pegiat seni budaya dari berbagai kecamatan. Diskusi ini bertujuan menggali dan menguatkan nilai-nilai kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat Jawa Timur, khususnya Jombang, agar tetap lestari di tengah tantangan modernisasi.
Ketua MUI Jombang, KH Affifuddin Dimyathi atau Gus Awis, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya sinergi antara ulama dan budayawan dalam menjaga jati diri bangsa.
“Budaya dan agama bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan. Justru melalui pendekatan budaya, nilai-nilai Islam dapat disampaikan secara lebih humanis dan membumi,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Lesbumi NU Jombang, Ir. H. A. Su'udi Yatmo menegaskan bahwa tradisi lokal seperti selametan, tahlilan, dan wayang kulit memiliki nilai filosofis yang sejalan dengan ajaran Islam.
“Lesbumi berkomitmen menjaga tradisi yang menjadi warisan leluhur, karena di sanalah ruh keislaman ala Nusantara berakar,” katanya.
Diskusi budaya ini menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang, antara lain, Dr Ahmad Faqih Ketua Komisi Fatwa MUI Jombang, Sadad al Mahiri (Lesbumi NU), Dian Sukarno (Lembaga Pengembangan Seni Muhamadiyah), dan Gus Adib (Dewan Kesenian).
Acara berlangsung interaktif dan hangat. Peserta menyampaikan berbagai pertanyaan dan pengalaman terkait bagaimana budaya bisa menjadi media penyebaran dakwah yang efektif tanpa kehilangan ruh keislaman.
Di akhir acara, panitia menyepakati untuk menjadikan diskusi budaya ini sebagai agenda rutin bulanan. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi ruang kolaborasi antara tokoh agama, seniman, dan masyarakat dalam merawat budaya sekaligus memperkuat identitas keislaman.(san)
What's Your Reaction?
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            

 
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            