Misteri Kematian Balita di Tulungagung, Polisi Ungkap Hasil Autopsi Jasad Korban
"Secara garis besar, kami temukan gangguan pada saluran pernapasan, namun penyebabnya masih kami dalami, belum bisa pastikan apakah dibekap atau apa," ungkap Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung, Ipda Fatahillah Aslam.
Tulungagung, (afederasi.com) - Polisi setempat melakukan autopsi terhadap jasad seorang balita, SF (5), yang berasal dari Desa Kepuhrejo, Kecamatan Ngantru, Tulungagung. Kematian balita ini menjadi sorotan setelah polisi menemukan kejanggalan terkait insiden tersebut.
"Kami mendeteksi kejanggalan terkait kematian korban SF (5), sehingga malam ini dilakukan autopsi bersama Kedokteran Forensik Polda Jatim," ungkap Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung, Ipda Fatahillah Aslam, pada Kamis (1/2/2024) malam.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa korban diduga meninggal akibat gangguan pada saluran pernapasan.
"Secara garis besar, kami temukan gangguan pada saluran pernapasan, namun penyebabnya masih kami dalami, belum bisa pastikan apakah dibekap atau apa," jelasnya.
Proses autopsi juga melibatkan pengambilan sampel darah dan dari bagian lambung korban, yang akan dikirimkan ke Laboratorium Forensik Polda Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami juga melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa cairan yang ditemukan di lokasi kejadian," tambahnya.
Fatahillah menjelaskan bahwa dalam autopsi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr Iskak Tulungagung, tidak ditemukan tanda-tanda keracunan pada jasad SF.
"Korban belum kami temukan yang mengarah pada keracunan. Tapi dugaan keracunan ada pada ibu korban," sambung Fatahillah.
Autopsi juga mengungkap bahwa korban diduga telah meninggal sebelum ibunya, Yunyiar Maharani (32), dilarikan ke rumah sakit karena muntah-muntah.
"Ketika ibu korban dibawa ke rumah sakit, korban ini sudah meninggal, hanya saja waktu itu nenek korban tidak tahu, karena posisinya gelap dikira hanya tidur," tambahnya.
Kasus kematian SF bermula ketika ibunya pulang dari Pasar Ngantru pada Rabu malam. Ibu korban menghampiri SF di rumah neneknya untuk pulang dan beristirahat. Kemudian Sugiono, menyusul pulang dan Yunyiar kemudian muntah-muntah sebelum dilarikan ke rumah sakit.
"Korban SF ditinggal di rumah dan akhirnya ditunggu lagi sama neneknya," kata Fatahillah.
Awalnya nenek korban tidak mencurigai apa-apa, namun setelah beberapa saat tubuh korban terasa dingin dan tidak bergerak. Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata korban telah meninggal dunia. (dn)
What's Your Reaction?


