Cuaca Buruk, Ratusan Wisatawan Tertahan di Karimunjawa
Jepara, (afederasi.com) - Angin kencang dan ombak besar di Laut Jawa memaksa lebih 300 wisatawan tertahan di Karimunjawa. Upaya evakuasi diupayakan dengan meminta kapal laut KM Kelimutu yang berlayar dari Kalimantan ke Semarang, untuk singgah ke gugusan pulau-pulau kecil di utara Kota Jepara, Jawa Tengah tersebut.
Salah satu Pelaku bisnis pariwisata, Arjuna Rio Renaldi mengaku, sebenarnya telah mengonfirmasi kondisi cuaca di Karimunjawa pada Rabu, 21 Desember 2022 dan menerima keterangan bahwa matahari bersinar cerah dan angin segar berhembus di kepulauan itu. Kemudian ia pun berangkat dengan membawa sembilan wisatawan sehari kemudian.
“Kebetulan saya sudah sering ke Karimunjawa, jadi pasti saya konfirmasi untuk cuaca di sini. Hari Rabu itu disini masih panas cuacanya, bener-bener panas, terang, enggak ada angin,” kata Arjuna.
Karena itulah, Arjuna mantap membawa rombongan berangkat. Sayang, pada Kamis (22/12) cuaca berubah drastis. Dalam perjalanan menuju Karimunjawa, rombongan Arjuna sudah dihadang ombak besar.
“Kebetulan saya pas nyebrang berangkat, itu sudah dihantam gelombang tinggi,” ujarnya.
“Saya berangkat hari Kamis. Kalau menurut jadwal yang sudah saya rencanakan, hari Sabtu harusnya sudah pulang. Sabtu kemarin, tanggal 24. Ternyata sampai hari ini tanggal 26 belum ada kapal yang menyeberang ke Jepara ataupun ke Semarang,” lanjut Arjuna.
Tidak banyak yang bisa dinikmati selama terjebak cuaca buruk ini. Bahkan angin berhembus kian kencang saat malam hari.
Sejak hari Kamis, hujan dan angin kencang memang tidak berhenti. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perairan Laut Jawa bagian tengah, di mana kepulauan Karimunjawa berada, dapat mengalami tinggi gelombang hingga empat meter pekan ini.
Data sementara menunjukkan setidaknya 318 wisatawan terpaksa bertahan di Karimunjawa, termasuk wisatawan asing. Mayoritas menggunakan dana sendiri untuk membayar biaya penginapan.
Karimunjawa adalah gugusan sejumlah pulau kecil yang berjarak sekitar 100 kilometer di sebelah utara Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Terdapat sejumlah resor di kawasan tersebut, selain hotel berukuran lebih kecil dan penginapan yang dikelola masyarakat. Menyelam menjadi kegiatan utama wisatawan karena kondisi perairan dangkal di kawasan itu masih kaya dan terjaga.
Hingga saat ini, kebutuhan pokok untuk warga dan wisatawan sepenuhnya dikirim dari Pulau Jawa. Cuaca buruk pekan ini menimbukan kekhawatiran terkait persediaan pangan dan bahan bakar bagi para penghuni pulau tersebut.
Pemerintah Kabupaten Jepara dalam rapat koordinasi pada Minggu (25/12/2022) telah merencanakan sejumlah langkah. Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan sejumlah upaya untuk membantu wisatawan yang tertahan. Upaya itu antara lain mendirikan posko aduan di kantor kecamatan dan pembukaan dapur umum di Karimunjawa untuk mencukupi kebutuhan makan wisatawan dengan bantuan PMI dan Baznas.
“Selain posko aduan dan dapur umum, Pemkab Jepara akan menghubungi Pengusaha Hotel Resort Indonesia (PHRI) untuk meminta memberikan diskon khusus kepada wisatawan supaya tidak memberatkan,” papar Edy.
Bagi wisatawan yang tidak mampu menyewa kamar menghadapi cuaca buruk, Pemkab Jepara mempersilahkan mereka menginap di fasilitas milik pemerintah. Ada 14 kamar tersedia sejauh ini.
Melihat kondisi cuaca, Pemkab Jepara juga meminta tidak ada keberangkatan wisatawan ke Karimunjawa hingga Desember. (ans)
What's Your Reaction?