Waspada, Cuaca Ekstrem Masih Selimuti Wilayah Jatim

25 Oct 2022 - 08:44
Waspada, Cuaca Ekstrem Masih Selimuti Wilayah Jatim
Sejumlah warga Dusun Bantengan, Desa Nyawangan secara bergotong royong membersihkan material longsor, yang menyebabkan jatuhnya 5 korban. Dimana, dari jumlah itu 3 korban dilaporkan meninggal dunia, sedangkan 2 korban mengalami luka pada tubuhnya. (deny/afederasi.com)

Surabaya, (afederasi.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda kembali mengatakan, berdasarkan analisis kondisi iklim wilayah Jawa Timur, saat ini memasuki masa peralihan/pancaroba, bahkan beberapa wilayah sudah masuk musim hujan.

Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur ini, cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan, yaitu hingga tanggal 30 Oktober 2022 mendatang.

Kepala Stasiun BMKG Klas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan, mengatakan, hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

Begitupun fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby dan Kelvin yang aktif, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +0.5 s/d +2.5 ºC, membuat suplai uap air semakin banyak di atmosfer.

“Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan–awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es,” ujar Taufiq.

Ia melanjutkan, beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi periode 24-30 Oktober 2022, yaitu di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten Mojokerto, Jombang, dan Nganjuk.

Selain itu juga Kota Madiun, Magetan, Ponorogo, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Adapun potensi bencana hidrometeorologi itu seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi.

Masyarakat pun diimbau untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi/sungai-sungai, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk, menertibkan baliho semipermanen dll, serta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi.

Sebelumnya, saat meninjau titik longsor di Kabupaten Trenggalek, Minggu (23/10/2022), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, juga mengimbau warga yang tinggal di sekitar lokasi rawan bencana, untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga Januari 2023.

"Masyarakat harus terus waspada, karena dari Oktober 2022 hingga Januari 2023 BMKG memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometeorologi membuat besar kemungkinan intensitas hujan sangat tinggi," kata Khofifah.

Dengan kondisi cuaca ekstrem ini, kesiapsiagaan wajib ditingkatkan, seperti lingkungan yang rawan longsor harus dipetakan dan diantisipasi, serta mitigasi hingga skenario evakuasi juga dipersiapkan. (dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow