Universitas Pertamina Fokus Hadapi Tantangan Transisi Energi dan Dekarbonisasi: Keunggulan Komparatif untuk Net Zero Emission 2060
Ketua Advisory Board Universitas Pertamina (UPER), Nicke Widyawati, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, menyoroti tiga tantangan utama dalam menghadapi transisi energi dan program dekarbonisasi untuk keberlanjutan bumi.
Jakarta, (afederasi.com) - Ketua Advisory Board Universitas Pertamina (UPER), Nicke Widyawati, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, menyoroti tiga tantangan utama dalam menghadapi transisi energi dan program dekarbonisasi untuk keberlanjutan bumi. Tantangan tersebut melibatkan pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM). "Teknologi bisa bekerja sama dengan pihak lain. Bila ada sumber daya dan pasar, maka pendanaan bisa diperoleh. Namun SDM tidak tergantikan, harus SDM Indonesia yang kita kembangkan. Di sinilah Universitas Pertamina harus berperan." tambah Nickle seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com
Menanggapi laporan LinkedIn Global Skills 2023, Nicke menggarisbawahi bahwa kebutuhan global terhadap green skills mencapai 40%, namun hanya 13% angkatan kerja dunia yang memiliki keterampilan tersebut. Walaupun terdapat kenaikan jumlah tenaga kerja di bidang sustainability sebesar 12% pada tahun 2023, hal ini belum memenuhi kebutuhan pekerjaan di bidang sustainability yang terus meningkat sebesar 22,7% setiap tahunnya.
Prof. Ir. Tutuka Ariadji M.Sc., Ph.D., anggota Advisory Board Universitas Pertamina dan Dirjen Minyak dan Gas Bumi KESDM, menyambut baik rencana pembangunan kampus vokasi Universitas Pertamina di IKN. Menurutnya, pendirian multi-campus tersebut akan memanfaatkan kekuatan jejaring Pertamina grup. "Universitas Pertamina harus mengoptimalkan proses hilir migas menjadi keunggulan komparatif universitas." kata Prof. Tutuka seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Rapat perdana Advisory Board Universitas Pertamina pada 25 Oktober 2023 juga dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso M.Sc., PGDip.Diab.,IPU., Dr. Ir. Widhyawan Prawiraatmadja, Prof. Dr. Rer. Nat. Abdul Haris, M.Sc, Prof. Dr, Ir. Mochamad Ashari, M.Eng, IPU, AEng., dan Dr. Ir. Mulyono, M.T., M.T.
Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso M.Sc., PGDip.Diab.,IPU., menekankan bahwa pendidikan bidang energi tetap relevan, meski dunia bergerak ke arah energi berkelanjutan. "Universitas Pertamina berperan untuk mendidik SDM yang mampu mendukung transisi energi dan dekarbonisasi. Sehingga kita bersama menuju net zero emission," ujar Prof. Djoko seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Pendekatan berkelanjutan juga diterapkan melalui penerapan kurikulum pembangunan berkelanjutan. "Melalui penerapan kurikulum pembangunan berkelanjutan, mahasiswa turut dilibatkan dalam kolaborasi riset bersama industri dan pengabdian masyarakat. Mereka juga disiapkan untuk jadi lulusan yang kompetitif melalui program Lulusan Merah Putih, yaitu program penyiapan mahasiswa memanfaatkan kesempatan berkarir di Pertamina grup." tambah Prof. Wawan seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa kompetensi sustainability skills memainkan peran penting dalam mendukung pencapaian visi Net Zero Emission (NZE) Pemerintah Indonesia 2050. "Sejalan dengan fokus di bidang Sustainability ini, Pertamina melalui Universitas Pertamina mendorong penguasaan praktik keberlanjutan dari para mahasiswa, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai NZE," tutup Fadjar seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Saat ini, Universitas Pertamina membuka peluang untuk berkuliah melalui jalur masuk seperti Jalur Tes Tertulis, Jalur Tes Nilai Rapor, serta Seleksi Berdasarkan Nilai SNBT. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/. (mg-1/jae)
What's Your Reaction?
