Pembangunan TPST Banyuwangi Kapasitas 84 Ton Segera Dimulai
Banyuwangi, (afederasi.com) - Pelaksanaan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R) yang berlokasi di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi akan dimulai awal November tahun 2022.
TPST Banyuwangi yang akan dibangun diatas tanah seluas 1,5 hektar tersebut, akan menjangkau 5 kecamatan sekaligus, yakni Kecamatan Songgon, Rogojampi, Sempu Genteng, dan Kecamatan Singojuruh. TPST direncanakan dibangun dengan kapasitas 84 ton per hari, atau diperkirakan mampu memproses sampah yang dihasilkan dari 54 ribu rumah.
“Kami sudah bertemu dengan pihak Systemiq membahas berbagai hal terkait progres program Banyuwangi Hijau. Salah satunya disampaikan pembangunan TPST di Songgon akan dilakukan awal bulan depan," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin (24/10/2022).
TPST ini merupakan pelaksanaan program 'Banyuwangi Hijau' sebagai upaya pengendalian sampah plastik dengan memilah sampah langsung dari rumah tangga.
Banyuwangi Hijau sendiri, merupakan kelanjutan dari Project STOP (Stop Ocean Plastics) yang sukses dilaksanakan di Kecamatan Muncar sejak 2018 oleh NGO dunia PT. Systemiq Lestari Indonesia, yang didanai pemerintah Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria.
"Kita berharap semuanya berjalan lancar dan bisa selesai sesuai target,” tutur Bupati Ipuk.
Desain bangunan, lanjut Ipuk, pihaknya meminta untuk mengadopsi kearifan lokal. TPST yang dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektar, didesain mampu menampung dengan kapasitas 84 ton per hari, atau bisa diperkirakan mampu memproses sampah dari 54 ribu rumah.
“Terkait desain bangunannya kami minta agar tetap mengadopsi kearifan lokal. Identitas budaya Banyuwangi jangan sampai ditinggalkan. Zaman boleh berkembang, namun kearifan dan peradaban Banyuwangi tidak boleh terpinggirkan,” jelasnya.
Terpisah, Program Director for Project Banyuwangi Hijau, Andre Kuncoroyekti menjelaskan bangunan TPST terdiri dari sejumlah bangunan utama. Meliputi area penimbangan, bongkar muat, pemilahan sampah, pengemasan dan pergudangan, penanganan residu, gudang kompos, serta area komposting.
Juga ada beberapa bangunan pendukung seperti mushola, kantor, aula, loker, pengolahan air limbah, hingga lokasi parkir.
“Saat ini sudah dalam tahap pembersihan dan pematangan lahan. Pembangunan akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama dimulai November ini dengan membuat areal pemilahan sampah non organik dan sebagain area kompos. Dua bangunan ini kita target selesai awal Februari 2023 sehingga proses penanganan sampah bisa segera dimulai,” jelas Andre.
Berikutnya akan dilakukan pembangunan tahap kedua pada areal komposting dan banguan utama lainnya. Ditarget bisa rampung pada Agustus 2023. Pembangunan TPST ini akan melibatkan masyarakat sekitar. Mulai proses konstruksi hingga operasionalnya nanti.
“Desain bangunannya akan mengadopsi budaya lokal Banyuwangi. Misalnya, bentuk atap yang menyerupai rumah Suku Osing, penggunaan ornamen Gandrung dan batik Gajah Oling di pintu masuk maupun dinding bangunan,” pungkasnya. (ron/dn)
What's Your Reaction?