Komitmen Tekan Angka Stunting, Pemkab Bondowoso Gelar Rapat Audit di Shaba Bina 2

27 Jun 2024 - 20:28
Komitmen Tekan Angka Stunting, Pemkab Bondowoso Gelar Rapat Audit di Shaba Bina 2
Rapat Audit Stunting di Shaba Bina 2 Pemkab Bondowoso, Kamis (27/6/2024). (Deni Ahmad Wijaya/afederasi.com)

Bondowoso, (afederasi.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso terus berkomitmen menekan angka stunting di wilayah setempat.

Salah satunya diwujudkan dengan menggelar rapat audit stunting I di Sabha Bina 2, Kamis (27/6/2024) pagi.

Acara Audit Stunting I itu bertujuan evaluasi dan proyeksi ke depan dalam penekanan kasus stunting di Bondowoso pada semester I tahun 2024.

Para peserta terdiri dari lintas sektoral. Mulai dari Bappeda, Dinsos P3AKB, Dinkes, DPMD, Dinas Pertanian hingga para Camat se Bondowoso.

Dalam kegiatan itu muncul beberapa data, termasuk adanya bayi bawah lima tahun (balita) di Bondowoso yang mengalami stunting.

"Stunting diawali dari adanya pernikahan dini. Maka dari itu, kami berkolaborasi supaya angka pernikahan dini bisa ditekan serendah mungkin," ucap Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso, Anisatul Hamidah kepada Afederasi.com, Kamis (27/6/2024).

Berdasarkan data, Pemerintah Indonesia menargetkan angka prevalensi stunting Nasional di bawah 14 persen.

"Angka prevalensi di Bondowoso per April 2024 sebesar 6,09 persen," sebut Anis.

Stunting dirasa sangat penting untuk menyiapkan generasi emas berkualitas Indonesia tahun 2045 mendatang.

"72 persen penduduk Indonesia nanti di tahun 2045 terdiri dari generasi usia produktif. Kalau tidak dimaksimalkan, maka kita hanya dapat bonus demografi saja," paparnya.

Artinya, penduduk usia produktif di Indonesia hanya akan meningkat dari sisi kuantitas, tidak diiringi dengan kualitas.

"Dengan serius pada kasus stunting, maka tahun 2045 kita akan panen generasi emas berkualitas," harapnya.

Oleh sebab itu, Anis menegaskan pada 3S yakni Stop Anak Melahirkan Anak, Stok Kebodohan Melahirkan Kebodohan dan Stop Kemiskinan Melahirkan Kemiskinan.

"Jangan sampai anak usia 19 tahun sudah punya anak," kata dia.

Kemudian jangan sampai orang tua putus sekolah membiarkan anaknya juga putus sekolah.

"Jangan sampai jika orang tuanya menerima bansos, lalu anaknya juga menerima bansos. Anak penerima bansos harus sejahtera dan mandiri secara ekonomi," tegasnya. (Den)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow