Genting…! Sering Diperas Oknum Wartawan dan LSM, Kades se-Gresik Berlindung dibawah Kodim
Masih percayakan masyarakat dengan aparat penegak hukum?. Ratusan kepala desa (kades) di Kabupaten Gresik meminta perlindungan kepada Kodim 0817. Pasalnya sebagian Kades Gresik diduga kuat sering diteror dan diperas oleh segerombolan orang yang mengaku sebagai wartawan dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

Komadan Kodim 0817 Letkol (Inf) Ahmad Saleh Rahanar langsung merespon keresahan para Kades Gresik yang mengaku diteror dan diduga diperas oleh gerombolan yang mengaku sebagai wartawan dan LSM. Orang nomor satu di Kodim Gresik ini memerintahkan Babinsa stay di kantor pemerintah desa, dengan harapan tidak ada lagi teror kepada kepala desa.
"Babinsa adalah mitra kerja pemerintah desa, kita akan perintahkan Babinsa untuk ngantor di kantor desa. Dengan harapan sesuai arahan langsung dari atasan (Danrem) kami diminta untuk turun memberikan pendampingan," kata Dandim di Kantor Desa Kedamean, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Rabu (24/5/23).
Dengan kehadirannya bersama ratusan prajuritnya (Babinsa) ia meminta para Kades Gresik tidak takut lagi menghadapi mereka (gerombolan), agar pemerintahan desa berjalan dengan normal dan mampu melayani masyarakat. Babinsa diajak untuk bertemu dengan perangkat desa ini tujuannya agar mereka juga paham cara kerja wartawan yang diatur di dalam UU Pers dan ketentuan Dewan Pers, karena viralnya berita ini menjadi atensi Danrem.
"Kami hadir di tengah-tengah para kades karena berita viral soal dugaan pemerasan kades. Dan kasus ini memang mendapat perhatian serius Pangdam V Brawijaya atau Danrem 084 Bhaskara Jaya, Kenapa? Karena jika dibiarkan akan mengganggu pembangunan dan berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi di desa. Karena pembangunan berhenti akibat ulah para gadungan-gadungan itu," katanya.
Ditegaskan Dandim, agar Kades Gresik tidak takut lagi dengan teror yang biasanya mengancam akan melaporkan (seolah-olah ada kasus) ke pihak aparat penegak hukum (APH). Menurut Dandim siapapun orangnya jika dicari-cari kesalahannya tidak ada manusia yang tidak punya salah.
"Apalagi kepala desa mengatur masyarakat banyak, harus meratakan pembangunan dengan anggaran yang ada. Dan masyarakat tentu memiliki keinginan bermacam-macam. Nah di saat seperti ini mereka mencari-cari cari kesalahan Kades Gresik dengan membawa meteran lalu seolah-olah terjadi penyelewengan anggaran. Maka sekali lagi jangan takut," tandasnya.
Dandim juga mengakui jika selama ini sesuai hasil turbanya ke para kades ternyata akibat teror dan ancaman yang ujungnya minta uang, menyebabkan para Kades Gresik enggan melakukan aktifitas di kantor desa. Sehingga tak sedikit kades yang melayani warganya di warung.
"Kita akui selama ini banyak kades yang enggan ngantor di kantor desanya Karena sudah ditunggui mereka (gerombolan pemalak-red) untuk ditakut-takuti dan diancam seolah ada kasus dan ujungnya duit," pungkasnya
Perdana Dandim 0817 Gresik turun bersama ratusan banbisa, di ketiga desa Domas, Kecamatan Menganti, Desa Kedamean, Kecamatan Kedamean, dan Desa Driyorejo, Kecamatan Driyorejo. Rencana Dandim 0817 Gresik juga akan turun ke desa-desa lain di dengan agenda yang sama.
Sepuluh tahun terakhir memang pemerintah menggelontor dana ratusan juta hingga miliaran kepada pemerintah desa dalam bentuk Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD). Dana tersebut untuk berbagai kegiatan mulai sosial, ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Biasanya pembangunan infrastruktur ini diswakelola. Nah ini yang dijadikan celah untuk dugaan pemerasan dan teror. Apalagi masalah tersebut masih dikait-kaitkan dengan pemilihan kepala desa tentu akan meruncing. Sementara itu, pemerintah desa harus membuat laporan pertanggungjawaban secara berkala. (Frd)
What's Your Reaction?






