Drama Perebutan Kursi PSSI 2, Ratu Tisha - Yunus Nusi Waketum Terpilih

Jakarta, (afederasi.com) – Drama perebutan kursi PSSI 2 alias wakil ketua umum (waketum) PSSI pada kongres luar biasa (KLB) PSSI yang digelar di Hotel Shangrila Jakarta, kamis (16/2/2023), diwarnai aksi protes dan ricuh.

Beredar kabar saat penghitungan suara untuk waketum PSSI, banyak suara yang hilang, alias terdapat manipulasi suara. Kabar tersebut diperkuat dengan beredarnya potongan-potongan video yang memperlihatkan suasana KLB yang memanas.

Seperti yang diunggah oleh salah satu akun fanbase @pasukan.ngapak pada Instagram. Terlihat para peserta KLB tampak berkerumun dan meminta hitung ulang hasil pemungutan suara untuk waketum PSSI.

“Istighfar, istighfar. Semua duduk semua, kalau tidak duduk tidak dilayani protesnya,”suara dari video tersebut.

Selain itu, tampak dalam video tersebut Ketum PSSI 2019-2022, Mochamad Iriawan mengenakan setelan jas berwarna biru gelap yang sedang berkoordinasi dengan sejumlah peserta.

“Pemilihan wakil ketua umum PSSI diminta diulang karena banyak suara yang hilang,”tulis akun @pasukan.ngapak pada caption video tersebut.

Tak hanya di media sosial Instagram saja, di media sosial twitter keributan saat pemilihan waketum PSSI juga menjadi perbincangan di jagat maya.

Akun fanbase @updatebolbola mencuitkan mengenai hilangnya suara saat pemilihan waketum PSSI. Sehingga para peserta menuntut untuk dihitung ulang.

Sementara dilansir dari Antara, melihat situasi yang kurang kondusif tersebut, Ketum PSSI periode 2019-2022, Mochamad Iriawan akhirnya meminta untuk dilakukan penghitungan ulang pada suara pemilihan waketum PSSI.

Hasilnya, Sekjen PSSI periode 2017-2020 Ratu Tisha Destria terpilih sebagai waketum PSSI dengan perolehan suara mencapai 54. Sementara Sekjen PSSI periode 2021-2023 Yunus Nusi memperoleh suara sebanyak 53 suara.

Sementara Menpora, Zainudin Amali yang pada penghitungan awal memperoleh 63 suara, kini pada penghitungan kedua hanya memperoleh 44 suara.

Dengan demikian, waketum PSSI jatuh pada Ratu Tisha Destria dan Yunus Nusi. (mhd)