Arab Saudi : Kuota Jamaah Haji 2023 Kembali Normal

10 Jan 2023 - 21:49
Arab Saudi : Kuota Jamaah Haji 2023 Kembali Normal
Jamaah melakukan tawaf perpisahan di kota suci Mekkah. (ist)

Arab Saudi, (afederasi.com) – Pemerintah Arab Saudi mengatakan, mulai 2023 ini ibadah haji akan dilaksanakan dengan jumlah normal seperti sebelum adanya pandemic Covid-19.

Seperti diketahui, selama dua tahun terakhir negara di Jazirah Arab tersebut membatasi jumlah jemaah haji karena penyebaran virus corona.

Pada 2019, lebih dari 2,4 juta jemaah mengikuti ibadah haji. Namun, pada 2020, di tengah pembatasan yang dipicu oleh pandemi, Arab Saudi secara drastis membatasi jemaah dengan mengizinkan hanya 1.000 penduduk lokal untuk ikut serta.

Langkah tersebut belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan ketika negara tersebut dilanda epidemi flu pada 1918 yang menewaskan puluhan juta orang di seluruh dunia.

Selanjutnya pada 2021, sekitar 60.000 penduduk Arab Saudi mengikuti ibadah tersebut, dan pada 2022 dengan pelonggaran sejumlah kecil pembatasan, jumlah jemaah yang menjalankan rukun Islam kelima itu meningkat menjadi satu juta orang, termasuk jemaah dari luar negeri.

Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq bin Fawzan al-Rabiah mengumumkan, pencabutan pembatasan tersebut.

“Saya membawakan Anda dua kabar baik dalam pertemuan ini. Yang pertama: kembalinya jumlah jemaah seperti sebelum pandemi tanpa batasan usia. Dan yang kedua: mengizinkan misi haji mana pun dari seluruh dunia untuk berurusan dengan perusahaan berlisensi mana pun yang memenuhi persyaratan jamaah dari negara-negara tersebut,”kata al-Rabiah.

Dalam dua tahun terakhir, pihak kerajaan melakukan pembatasan usia bagi jemaah haji. Hanya mereka yang berusia antara 18 hingga 65 tahun yang dapat beribadah haji. Arab Saudi juga membatasi perusahaan swasta mana yang dapat melakukan pengaturan perjalanan haji.

Wabah penyakit selalu menjadi perhatian penting dalam menjalankan ibadah tersebut. Jemaah haji harus berjuang melawan wabah malaria pada tahun 632, dan wabah kolera yang membunuh sekitar 20.000 orang pada 1821, dan wabah kolera lainnya pada 1865 di mana wabah tersebut membunuh 15.000 orang sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

Baru-baru ini, Arab Saudi menghadapi virus corona dengan varian yang berbeda, yang menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah, atau MERS. Kerajaan meningkatkan langkah-langkah proteksi terhadap kesehatan masyarakat selama haji pada 2012 dan 2013. Arab Saudi mendesak orang sakit dan orang tua untuk tidak ikut serta di saat wabah tersebut melanda wilayah jazirah Arab tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat Saudi juga melarang jemaah yang datang dari negara yang terkena virus Ebola. (mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow