Cakupan Booster Pertama Rendah, Kemenkes Lanjutkan Vaksinasi Booster Kedua

25 Jan 2023 - 20:08
Cakupan Booster Pertama Rendah, Kemenkes Lanjutkan Vaksinasi Booster Kedua
vaksinasi covid-19

Jakarta, (afederasi.com) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tetap memulai program vaksinasi penguat atau booster Covid-19 dosis kedua, meskipun cakupan vaksinasi booster dosis pertama masih di bawah 30 persen.

Vaksinasi booster kedua pun dimulai sejak 24 Januari kemarin. Juru bicara Kemenkes Syahril Mansyur mengatakan, keputusan pemerintah untuk melakukan program vaksin booster Covid-19 dosis kedua adalah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus virus corona di tanah air.

“Kebijakan ini didasari pada pertimbangan data dan situasi epidemiologi kasus Covid-19 serta untuk memastikan Indonesia tidak ada kenaikan gelombang kasus akibat ancaman varian baru, dan siap menuju endemic,”jelasnya.

Pemberian booster kedua juga menjawab permintaan masyarakat untuk penyediaan vaksin booster kedua ini mengingat pemulihan ekonomi yang berjalan cepat dan mobilitas masyarakat yang meningkat.

Ia menjelaskan, electronic ticket (e-tiket) vaksinasi booster kedua untuk masyarakat umum yang berusia 18 tahun ke atas ini akan disebar ke dalam aplikasi PeduliLindungi secara bertahap, yakni dimulai dulu dengan 40 juta e-tiket.

Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang sudah mendapatkan e-tiket vaksinasi booster kedua di dalam apilkasi PeduliLindungi agar segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pos vaksinasi terdekat. Namun, masyarakat yang belum mendapatkan e-tiket, tapi sudah berjarak lebih dari enam bulan sejak mendapatkan vaksinasi booster pertama, bisa langsung mendatangi fasyankes terdekat tanpa menunggu e-tiket terlebih dahulu.

“Dan kalau ditanya apakah vaksin sudah siap? Kami sudah menyiapkan logistik vaksin yang cukup baik melalui skema hibah maupun pengadaan dari anggaran negara,”terangnya.

 Vaksin yang tersedia yakni yang selama ini ada seperti Sinovac, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan beberapa yang lain adalah dari IndoVac, dan InaVac.

Dalam kesempatan ini, Syahril mengakui sulitnya meningkatkan cakupan vaksinasi booster pertama Covid-19. Maka dari itu, katanya dibutuhkan kerja keras dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat agar target yang setidaknya 50 persen dari target sasaran masyarakat umum sudah bisa mendapatkan vaksinasi booster baik dosis pertama maupun dosis kedua, terutama juga kalangan rentan seperi lansia.

“Ini menjadi PR kita bersama, memang sesuai dengan yang kami sampaikan di awal tadi, kita capaian booster satu masih 29,8 persen artinya kalau kita mengejar sampai 50 persen target maka ini harus kerja keras,”tandasnya. (mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow