Kolaborasi dengan KWG, Strategi Dinkes Gresik Tekan Kematian Ibu Anak dan Stunting
 
                                    Gresik, (afederasi.com) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terus mencari solusi dan meneguhkan komitmennya dalam upaya menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta angka stunting di wilayah Kabupaten Gresik.
Salah satu inisiasi yang dilakukan guna mewujudkan komitmen tersebut dengan mengelar talk show berkolaborasi dengan Komunitas Wartawan Gresik (KWG).
Mengusung tema "Strategi Penurunan AKI, AKB, dan Stunting melalui Pendekatan Integrasi Layanan Primer di Kabupaten Gresik". Kegiatan ini dibuka langsung oleh Plt Bupati, Aminatun Habibah di Gedung Nasional Indonesia Gresik, Senin (30/09/2024).
Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan bahwa melalui pendekatan integrasi layanan primer ini merupakan strategi yang akan memberikan dampak terhadap penurunan AKI, AKB, dan stunting.
"Saya berharap dari kegiatan ini kita bisa menemukan solusi yang bermanfaat bagi teman-teman di Puskesmas dan Dinkes untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan," ujar Bu Min sapaan akrabnya.
Bu Min lebih lanjut mengatakan angka kematian ibu dan bayi serta stunting dipengaruhi berbagai hal, diantaranya faktor sosial ekonomi baik kemiskinan serta pola asuh kurang tepat
"Faktor ekonomi, terutama kemiskinan, menjadi salah satu penyebab utama, juga kesalahan pola asuh," ungkap Bu Min
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Gresik, dr. Mukhibbatul Khusnah, memaparkan bahwa mulai tahun 2022 terjadi peningkatan angka kematian bayi (AKB) dan prevalensi stunting.
Berdasarkan data, angka kematian ibu di Gresik mencapai 99 per 100 ribu kelahiran, angka kematian bayi 4,8 per 1000 kelahiran.
"Melalui upaya kolaborasi, kami yakin masalah ini bisa diselesaikan bersama, kami menggandeng media agar menyosialisasikan hal ini ke masyarakat," ujar dr Khusnah.
dr Khusnah juga mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian ibu kini mulai bergeser dari pendarahan dan hipertensi menjadi penyakit lain seperti diabetes dan hepatitis.
Sedangkan penyebab utama kematian bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) di bawah 2,5 kg, yang mengakibatkan daya tahan tubuh bayi rentan terhadap infeksi.
"Oleh karena itu, kami terus berupaya melakukan edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan akses yang lebih baik bagi ibu hamil, terutama yang mengalami kekurangan energi kronis dan status gizi rendah," pungkas dr Khusnah (frd)
What's Your Reaction?
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
                    
                
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                                                                                                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            

 
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            