Harga Cabai Rawit Anjlok, Hasil Panen Menyusut
Jombang, (afederasi.com) – Petani cabai rawit di Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, menghadapi tantangan ganda. Hasil panen menyusut akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan tanaman layu, diiringi penurunan harga jual di tingkat petani.
Catur Prasetyo, salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa panen pada petikan kelima tidak sebaik sebelumnya. "Petikan pertama sampai keempat masih lumayan. Tapi, yang kelima ini agak turun, banyak yang nggak jadi dipanen karena layu duluan. Soalnya akhir-akhir ini sering hujan," terangnya, Jumat (10/10/2025).
Selain hasil panen yang terganggu, harga jual cabai rawit juga mengalami penurunan. Dari sebelumnya sempat mencapai Rp 22.000 per kilogram, kini harga turun menjadi Rp 20.000 per kilogram. "Sekarang harganya cenderung turun, punya saya dibeli Rp 20 ribu per kilogram. Biasanya saya jual ke pedagang Pasar Legi," ujarnya.
Catur mengelola cabai seluas 2.800 meter persegi. Dalam sekali petik, biasanya ia mendapatkan hasil antara 1,7 hingga 1,8 kuintal. Satu tanaman cabai rawit bisa dipanen berulang kali, tergantung kondisi tanaman. "Kalau tanamannya awet, bisa sampai 10 kali petikan," tutur Catur.
Di wilayah tersebut, mayoritas petani jarang menanam padi karena kendala irigasi. Sistem tanam yang umum dilakukan adalah jagung di musim pertama, lalu disusul cabai rawit. "Soalnya pengairannya di sini agak sulit," kata Catur.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Bandarkedungmulyo, Ahmad Fauzi, mengonfirmasi hal ini. "Untuk musim ini sekitar 23 hektare, paling luas dan banyak itu di Desa Brodot. Lainnya itu sedikit," kata Fauzi.
Ia menjelaskan, karena faktor irigasi yang kurang, pola tanam padi di wilayah setempat hanya sekali dalam setahun, setelah itu beralih ke jagung atau cabai. "Padinya itu musim ini luas tanam di Bandarkedungmulyo sekitar 1.186 hektare, dan jagung 532 hektare, selebihnya melon dan cabai serta kacang tanah," tuturnya.
Fauzi menambahkan bahwa harga cabai rawit memang dikenal fluktuatif dan sangat bergantung pada kondisi cuaca serta distribusi pasar. "Mayoritas dijual ke Pasar Induk Pare (Kabupaten Kediri). Laporan kami terima dari teman-teman APCI (Asosiasi Petani Cabai) Kabupaten Kediri," ujarnya.
Berdasarkan laporan tersebut, harga cabai rawit merah di pasar induk bervariasi tergantung jenisnya. Untuk jenis Prentol Tumi 99 harganya Rp 22.000 per kilogram, Asmoro 043 Rp 26.000 per kilogram, sedangkan Brengos 99 Rp 28.000 per kilogram.
Kondisi ini memperlihatkan kerentanan yang dihadapi petani cabai rawit di Jombang, yang tidak hanya bergulat dengan cuaca tak menentu, tetapi juga fluktuasi harga yang sulit diprediksi. (san)
What's Your Reaction?


