Musim Tanam, Petrokimia Gresik Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Aman
Gresik, (afederasi.com) — Memasuki musim tanam, Petrokimia Gresik menegaskan bahwa persediaan pupuk bersubsidi di seluruh daerah dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan petani. Kepastian ini disampaikan Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Majus Luther Sirait dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI, baru-baru ini.
Luther menyebut Petrokimia Gresik telah menyiapkan stok besar di gudang tingkat kabupaten/kota yang siap ditebus petani sesuai data dalam sistem. Penguatan distribusi dilakukan bersama holding Pupuk Indonesia sebagai langkah strategis mendukung swasembada pangan nasional.
“Saat musim hujan tiba, petani mulai menanam. Kami sudah menyiapkan stok di seluruh wilayah dan siap ditebus oleh petani terdaftar,” tegas Luther, Selasa (25/11/2025)
Hingga 20 November 2025, Petrokimia Gresik memiliki stok 299.369 ton pupuk bersubsidi terdiri dari, Urea: sebanyak 26.519 ton, NPK Phonska sebanyak 224.417 ton, Organik sebanyak 42.938 ton dan ZA sebanyak 5.496 ton
Stok tersebut dinilai cukup untuk menopang kebutuhan petani selama tiga pekan ke depan, terutama jelang puncak masa tanam. Penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) hingga 20 persen juga diharapkan semakin meringankan beban petani.
“Dengan stok aman dan harga turun, pemanfaatan pupuk bersubsidi seharusnya bisa lebih maksimal dan tepat sasaran,” tambah Luther.
Evita Nursanty, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, mengapresiasi kesiapan perusahaan. Ia menyebut penambahan alokasi pupuk pada 2025 sebesar 9,55 juta ton mampu mengurangi kelangkaan yang kerap terjadi di daerah.
“Kelangkaan pupuk sudah jauh berkurang karena alokasi meningkat. Sekarang musim tanam, maka stok harus terus dijaga,” ujar Evita.
Komisi VII juga memastikan dukungan terhadap penetapan harga gas industri pupuk sebesar 6,5 dolar AS per MMBTU pada 2026, agar produksi tetap terjaga.
Dalam pertemuan tersebut, Luther juga menyampaikan bahwa hingga Oktober 2025, produksi Petrokimia Gresik mencapai 6,36 juta ton atau 115 persen dari target RKAP, baik untuk pupuk maupun produk nonpupuk.
Ia menegaskan bahwa sinergi lintas lembaga menjadi kunci dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
“Kolaborasi ini harus terus diperkuat demi mewujudkan swasembada pangan nasional,” tutup Luther. (frd)
What's Your Reaction?


