Hadirkan Sumur Wakaf, Penduduk Buano Maluku Kini Tak Lagi Minum Air Payau

Buano, (afederasi.com) - Keterbatasan air bersih yang menghantui penduduk pulau Buano di Maluku kini mendapatkan solusi yang membawa kebahagiaan. Dompet Dhuafa hadir dengan Sumur Wakaf yang baru saja diresmikan di dua titik lokasi di Desa Buano Selatan dan Desa Buano Utara, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Penyelenggaraan peresmian ini menjadi momen bersejarah yang disambut meriah oleh masyarakat setempat.

Kehadiran Sumur Wakaf ini menjadi jawaban atas krisis air bersih yang telah melanda penduduk Buano selama bertahun-tahun. Masyarakat Buano, yang terbiasa menghadapi paparan sinar matahari sepanjang tahun, harus bergantung pada hujan sebagai sumber air tawar. Pengumpulan air hujan menjadi salah satu upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Peresmian Sumur Wakaf ini dilakukan dengan penuh semangat. Ketika tim Dompet Dhuafa tiba di lokasi, mereka disambut dengan nyanyian selamat datang khas Buano, yang merupakan doa-doanya untuk kebaikan dan keselamatan para tamu. Perwakilan Dompet Dhuafa juga diberi penghormatan khusus dengan "haji tatai," sebuah kalung adat Buano yang terbuat dari bunga, daun kayu putih, dan kacang-kacangan.

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh tim Dompet Dhuafa, tokoh masyarakat setempat, dan warga Buano yang penuh antusiasme. Momen bersejarah ini diawali dengan upacara adat, menabuh gendang, dan tarian tradisional Buano yang merefleksikan filosofi kehidupan masyarakat setempat.

Bakri Tambepessy, tim program Dompet Dhuafa Maluku, mengungkapkan betapa pentingnya Sumur Wakaf ini bagi penduduk Buano. Mereka telah menghadapi krisis air bersih yang melanda selama bertahun-tahun, bahkan harus mendatangi sumber air di tengah hutan dengan membawa beban berat setiap harinya. Kehadiran Sumur Wakaf ini membawa kelegaan yang sangat dinantikan.

Perjalanan untuk mendapatkan sumber air bersih di Buano tidaklah mudah. Sejumlah upaya sebelumnya, seperti pipanisasi air dari bukit yang berjarak 7 km dan pengeboran sumur, tidak berhasil. Air yang didapatkan pun keruh dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Raja Buano Selatan, Frangky Nusaaly, dan Raja Buano Utara, Ahmad Nurlette, merasa sangat berterima kasih atas hadirnya Sumur Wakaf ini. Mereka berjanji untuk menjaga sumber air bersih ini bersama-sama dan memastikan bahwa seluruh masyarakat Buano dapat menikmati air bersih yang layak.

Sumur Wakaf ini adalah hasil dari doa dan kebaikan donatur Dompet Dhuafa yang percaya kepada organisasi ini untuk menyampaikan bantuan mereka. La Januari, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Maluku, menyatakan bahwa wakaf merupakan instrumen keuangan Islam yang dapat membangun Maluku dengan mengatasi masalah air bersih. Wakaf ini harus dijaga bersama agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Buano.

Dalam suasana yang penuh kebahagiaan, acara peresmian Sumur Wakaf ditutup dengan doa bersama. Ini adalah awal dari perjalanan baru untuk masyarakat Buano yang kini memiliki akses ke air bersih yang layak. Semoga Sumur Wakaf ini terus menjadi sumber kebaikan dan kebermanfaatan bagi penduduk setempat serta menjadi inspirasi untuk melanjutkan kebaikan melalui wakaf. (mg-1/mhd)