Bikin Masyarakat Murka, Begini Detik-detik Flare Prewedding Bakar Bukit Teletubbies Bromo
Masyarakat di seluruh negeri dikejutkan dengan video dramatis yang menampilkan Blok Savana Lembah Watangan di Gunung Bromo, Jawa Timur, yang dilahap oleh api yang mematikan.
Probolinggo, (afederasi.com) - Masyarakat di seluruh negeri dikejutkan dengan video dramatis yang menampilkan Blok Savana Lembah Watangan di Gunung Bromo, Jawa Timur, yang dilahap oleh api yang mematikan. Kebakaran ini terjadi akibat flare yang digunakan oleh sekelompok pengunjung yang tengah melakukan sesi pemotretan prewedding. Situasi yang sangat memilukan ini telah memicu kemarahan di kalangan masyarakat.
Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana, telah mengungkapkan penyebab mengerikan dari kebakaran ini. Menurut Wisnu, enam orang awalnya hendak melangsungkan sesi foto prewedding di Bukit Teletubbies Gunung Bromo. Mereka memutuskan untuk menggunakan flare sebagai bagian dari fotonya. Dari 5 flare yang mereka bawa, 4 berhasil dinyalakan, namun satu gagal dan meletup ke arah tanah.
"Satu flare yang gagal dinyalakan ini kemudian terjadi letupan, dari letupan itulah membakar Padang Savana Bromo ini," kata Wisnu dikutip Jumat (8/9/2023).
Dalam hitungan detik, api meluas dan menjalar dengan cepat. Setidaknya, kebakaran ini telah melanda lahan seluas 50 hektare, mengancam ekosistem unik di daerah tersebut.
Video Viral Memicu Kemarahan Publik
Video yang merekam awal mula kebakaran ini segera menjadi viral di berbagai platform media sosial dan memicu kemarahan dari warganet. Melihat dampak buruk yang ditimbulkan oleh tindakan ceroboh ini, Polres Probolinggo tidak tinggal diam.
Setelah mendapatkan sorotan publik, Polres Probolinggo menetapkan penanggungjawab atau manajer Wedding Organizer (WO) sebagai tersangka dalam kasus ini. Manajer WO tersebut adalah seorang individu berinisial AW (41) yang berasal dari Kabupaten Lumajang. AW disewa oleh sepasang suami istri dari Surabaya untuk mengatur sesi foto prewedding mereka di Gunung Bromo.
Hukum Harus Ditegakkan
Kapolres Wisnu menyebutkan bahwa AW adalah satu-satunya tersangka yang saat ini memenuhi unsur pidana dalam kasus ini. Namun, pihak berwenang masih akan memeriksa saksi-saksi lainnya dan mengumpulkan bukti-bukti tambahan. Jika terbukti adanya pelanggaran lain, tersangka lainnya juga dapat dihadapkan pada proses hukum yang sama.
Pemeriksaan lanjutan juga mengungkap fakta bahwa AW tidak memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) saat masuk ke kawasan Gunung Bromo. Ini menunjukkan pelanggaran yang serius terhadap peraturan konservasi dan lingkungan yang harus dihormati oleh semua pengunjung.
Kebakaran ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian alam dan patuh terhadap peraturan ketika mengunjungi kawasan konservasi. Semua pihak diharapkan dapat belajar dari kejadian ini, agar tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang. (mg-1/mhd)
What's Your Reaction?
