Benny K Harman: Netralitas Polisi dalam Pemilu Hanyalah Utopia

Jakarta, (afederasi.com) - Direktur Humas Haidar Alwi Institut, Sandri Rumanama, menanggapi pernyataan Benny K Harman dari Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat mengenai netralitas Polri dalam Pemilu 2024.

Sandri menyatakan bahwa dugaan adanya anggota Polri yang memasang baliho salah satu partai politik perlu diperiksa dengan teliti sebelum membuat pernyataan.

Menurutnya, pernyataan Benny K Harman seharusnya tidak hanya menjadi narasi subyektif yang bisa merugikan citra Polri.

"Jangan bangun isu subyektif untuk menyerang personal Polri soal pemasangan atribut partai tertentu," kata Sandri, seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Sandri menilai bahwa hingga saat ini, Polri telah menunjukkan netralitasnya menjelang Pemilu 2024. Dia menyoroti petunjuk dan arahan yang diberikan Kapolri kepada jajarannya melalui SP Nomor 24/07/X Tahun 2023.

"Itu bertujuan untuk mencegah pelanggaran anggota Polri dalam proses penyelenggaraan pemilu serentak 2024, jadi jika ada narasi Polri tidak netral itu aneh," ungkap Sandri.

Direktur Humas Haidar Alwi Institut juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pengawasan terhadap aparatur negara, khususnya kepolisian, agar tetap netral selama Pemilu 2024.

"Kita ajak masyarakat untuk memelihara kehidupan bernegara dan bermasyarakat serta profesionalisme Polri, untuk bersikap netral dan tidak melakukan kegiatan politik praktis dalam setiap tahapan kontestasi Pemilu 2024 nanti," tambahnya.

Sebelumnya, Benny K Harman, anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat, menyatakan bahwa netralitas aparat penegak hukum, khususnya polisi, dalam Pemilu 2024 hanya merupakan khayalan atau utopia.

Benny mengungkapkan pandangannya bahwa netralitas polisi di lapangan tidak dijalankan sesuai harapan.

"Netralitas polisi dalam Pemilu itu adalah sebuah utopia. Itu hanya ideal saja, nyatanya tidak," ujar Benny saat rapat bersama Polri di ruang rapat Komisi III DPR RI pada Rabu (15/11/2023) lalu.

Benny menyatakan bahwa pihak kepolisian dianggap tidak netral karena diduga terlibat dalam pemasangan baliho partai politik tertentu, yang dianggapnya di luar tugas Polri.

"Mohon maaf sekali Pak Kabaharkam, tidak bisa kita tutupi bahwa memang ada anggota yang kerjanya memasang baliho parpol tertentu. Menurut saya forum ini tidak boleh ditutup-tutupi ini," tegas Benny.

Isu tidak netralnya anggota Polri ini muncul dari pernyataan Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aiman Adi Witjaksono.

Aiman mengklaim mendapatkan informasi tersebut dari lima perwira tinggi di kepolisian yang mengaku mendapat arahan untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.(mg-3/jae)