36 RS Vertikal Kemenkes Replikasi Perumahsakitan RSUD dr. Iskak
Dirjen pelayanan Kesehatan kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Azhar Jaya mengajak 36 rumah sakit vertical untuk mereplikasi perumahsakitan RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Tulungagung, (afederasi.com) – Dirjen pelayanan Kesehatan kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Azhar Jaya mengajak 36 rumah sakit vertikal untuk mereplikasi system perumahsakitan RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Ia menilai, system perumahsakitan di RSUD dr. Iskak terbilang cukup inovatif, dan layak untuk direplikasi oleh rumah sakit milik pemerintah maupun swasta.
“Tujuan kami dari Kementerian Kesehatan bersama 36 (direktur/pimpinan) rumah sakit vertikal di sini adalah untuk mempelajari sistem yang terbaik di Indonesia. Dan salah satu sistem pengelolaan (perumahsakitan) yang terbaik itu ada di RSUD dr. Iskak Tulungagung,” katanya.
Azhar melanjutkan, tidak perlu malu kendati harus belajar ke RSUD dr. Iskak yang notabene rumah sakit daerah yang ada di sebuah kota kecil di Jawa Timur ini.
Menurutnya, tata kelola layanan serta manajemen internal di RSUD dr. Iskak nyaris sempurna. Karena bisa memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat termasuk pengguna fasilitas BPJS, sekaligus mampu memberi kenyamanan internal nakes maupu tenaga pendukung lainnya.
Salah satu yang menjadi atensinya adalah, terkait pemberian insentif tenaga kesehatan yang dapat bersaing dengan rumah sakit swasta. Menurutnya, tidak sedikit nakes-nakes untuk memilih bekerja di rumah sakit swasta karena insentif Kesehatan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rumah sakit daerah.
“Namun tersebut tidak berlaku disini,”imbuh Azhar.
Selain itu, pelayanan terhadap pasien BPJS maupun umum memiliki kualitas yang sama. Ia berharap adanya kunjungan dan diskusi bersama di RSUD dr. Iskak ini dapat menjadi wahana baru untuk saling belajar dan berbenah diri.
Ia mengaku, kemenkes akan segera mengeluarkan standard baru tata kelola rumah sakit di Indonesia, sebagai bentuk transformasi layanan Kesehatan.
“Selambat-lambatnya pada Februari 2023 ini, Kemenkes sudah punya standar baru pengelolaan RS seperti RSUD dr. Iskak,”terangnya.
Sementara itu Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, M.Kes mengaku bangga karena manajemen permahsakitan di RSUD yang dipimpinnya menjadi “role model” (percontohan) bagi pelayanan RS di Indonesia.
Menurutnya, untuk membuat masyarakat sejahtera harus dibentuk “safe community” (kelompok yang aman). “Safe comunity” diawali dengan pelayanan kesehatan di RS yang paripurna.
“Pelayanan RS yang paripurna itu ya di RSUD dr. Iskak, dan itu yang ditangkap oleh Menteri Kesehatan,” kata Dokter Pri.
Pelayanan yang paripurna membuat orang memilih berobat di RS terdekat. Menurutnya, dalam kurun setahun biaya berobat masyarakat Indonesia mencapai Rp100 triliun lebih. Dari jumlah itu, 90 persen belanja kesehatan itu digunakan untuk berobat di luar negeri.
“Sehingga ini Pak Menteri Kesehatan bersama Pak Dirjen Pelayanan Kesehatan menyuruh seluruh direktur RS vertikal untuk belajar ke sini (RSUD dr. Iskak) bagaimana cara mengelola sebuah RS,” katanya.
Menurut dia, untuk mereplikasi sebuah RS agar seperti tata kelola layanan di RSUD dr. Iskak, maka harus mengadopsi sistem seutuhnya. Pengaplikasian sistem ini, jika dilakukan dengan benar, hasilnya akan kelihatan pada enam bulan pertama.
“Tapi biasanya kalau kloning itu bisa dilihat hasilnya sekitar setengah tahun,” katanya. (dn)
What's Your Reaction?