Sengketa Teritorial China-Filipina Bisa Picu Ketidakamanan di Laut China Selatan

Ketegangan antara China dan Filipina semakin meningkat terkait sengketa teritorial di Laut China Selatan, situasi ini memunculkan rasa cemas di Asia Tenggara.

16 Aug 2023 - 11:29
Sengketa Teritorial China-Filipina Bisa Picu Ketidakamanan di Laut China Selatan
Sebuah kapal penjaga pantai China menggunakan meriam air terhadap kapal Penjaga Pantai Filipina di dekat Second Thomas Shoal yang diduduki Filipina, Laut China Selatan pada 5 Agustus 2023 lalu.

Manila, (afederasi.com) - Ketegangan antara China dan Filipina semakin meningkat terkait sengketa teritorial di Laut China Selatan, situasi ini memunculkan rasa cemas di Asia Tenggara. Para analis mengungkapkan bahwa ketegangan ini juga mendorong Filipina untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat dalam menghadapi situasi yang semakin memanas.

Menurut Justin Baquisal, seorang analis geopolitik berbasis di Manila,
"Apa yang dilakukan China adalah menempatkan Filipina pada posisi yang sulit, di mana Filipina sulit menurunkan eskalasi tanpa menghadapi tekanan internasional. Oleh karena itu, Filipina merespons dengan cara yang dirancang untuk menunjukkan kekuatan." Hal ini disampaikan dalam wawancara telepon dengan VOA partner afederasi.com.
 
Perselisihan terbaru kembali memuncak setelah militer Filipina mengklaim bahwa kapal penjaga pantai China mengganggu kapal pemasoknya dan bahkan menyemprotkan meriam air ke arah kapal Filipina. Manila dengan tegas mengutuk tindakan ini sebagai "berlebihan dan ofensif."
 
Sementara itu, Beijing bersikeras bahwa tindakan penjaga pantainya tersebut merupakan "pengekangan rasional" yang dilakukan dalam konteks penjagaan dan pengamanan wilayah.
 
Akar dari perselisihan ini terletak pada kapal perang bersejarah Sierra Madre, yang ditambatkan oleh Filipina di Second Thomas Shoal (terumbu atau daerah dangkal bernama Second Thomas). Kapal ini sengaja ditempatkan sebagai pos militer oleh Filipina untuk melindungi klaim teritorialnya.
 
Terumbu tersebut terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina, dan Manila secara berkala mengganti pasukan di pos tersebut untuk menjaga klaimnya.
 
Beijing telah berulang kali meminta Filipina untuk menarik kapal Sierra Madre, tetapi Filipina telah dengan tegas menyatakan bahwa mereka akan melawan jika China mencoba untuk memindahkan kapal tersebut dengan paksa.
 
Para ahli geopolitik mencatat bahwa China mengadopsi strategi blokade yang dirancang untuk mengontrol material yang mencapai Second Thomas Shoal. Dengan mengadopsi strategi ini, China memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dalam perebutan kendali atas terumbu yang menjadi sengketa.
 
Ray Powell, yang memimpin Project Myoushu (Laut China Selatan) di Stanford University, menyatakan bahwa "Second Thomas Shoal jarang diawaki, dan pos militer darurat yang dibangun di sana sudah rusak parah."
Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa China memiliki keunggulan dalam mempertahankan posisinya dalam sengketa tersebut.
 
Dalam situasi di mana kondisi kapal Sierra Madre semakin memburuk, Ray Powell memperingatkan bahwa pengambilalihan Second Thomas Shoal oleh China bisa menjadi kenyataan, terutama jika Filipina tidak mengadopsi strategi yang lebih efektif untuk mempertahankan kendali atas terumbu tersebut.
 
"Kapal ini tidak bisa bertahan selamanya, dan platform tempat pos terdepan dibangun pada akhirnya akan hilang," jelas Powell, mengisyaratkan perlunya tindakan lebih lanjut untuk menjaga klaim teritorial Filipina di wilayah tersebut. (mg-3/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow