Satgas Sentot Prawirodirdjo, Garda Baru Jaga Harmoni 1 Suro di Madiun
Madiun, (afederasi.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur mengukuhkan Satgas Sentot Prawirodirdjo dalam seremoni Silaturahmi Kamtibmas yang digelar di Kota Madiun, Selasa, (27/5/2025). Langkah ini diambil menjelang perayaan 1 Suro, tradisi tahunan yang sarat muatan kultural dan spiritual di wilayah Mataraman.
Kehadiran Satgas Sentot Prawirodirdjo disambut antusias oleh tokoh masyarakat, jajaran Forkopimda, serta perwakilan dari 14 perguruan pencak silat se-Madiun. Dalam sambutannya, Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, menegaskan bahwa stabilitas keamanan adalah prasyarat mutlak bagi tumbuhnya kehidupan sosial dan ekonomi.
Dengan dikukuhkannya Satgas Sentot Prawirodirdjo, Kapolda ingin memastikan perayaan 1 Suro di Madiun berlangsung damai, tanpa gesekan antarkelompok yang kerap terjadi di masa lalu. "Kota Madiun sudah menunjukkan kemajuan signifikan, dan keamanan harus dijaga bersama sebagai bentuk tanggung jawab sosial," katanya.
Penandatanganan maklumat bersama oleh seluruh pimpinan perguruan silat menjadi simbol kuat dari konsolidasi sosial yang dikawal Satgas Sentot Prawirodirdjo. Kesepakatan itu mencerminkan semangat baru dalam mengelola potensi konflik menjadi kekuatan kultural yang membangun.
Lebih dari sekadar forum seremoni, pembentukan Satgas Sentot Prawirodirdjo disebut oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, sebagai strategi berkelanjutan membangun relasi harmonis lintas perguruan. Komunikasi yang terbuka, kata dia, adalah kunci mencegah konflik yang kerap muncul dalam perayaan tahunan seperti 1 Suro.
Kapolres Madiun, AKBP Zainur Rofik, menambahkan bahwa Satgas Sentot Prawirodirdjo akan berfungsi sebagai penghubung antara aparat dan masyarakat, khususnya dalam menyaring dinamika sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan. “Maklumat ini bukan sekadar formalitas, tapi bentuk konkret kesepahaman antarelemen,” ujar Rofik.
Diharapkan, kehadiran Satgas Sentot Prawirodirdjo mampu membentuk paradigma baru dalam penyelenggaraan tradisi lokal yang lebih aman dan bermartabat. Kolaborasi aktif antara pendekar, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan diyakini menjadi fondasi kuat dalam menciptakan ruang publik yang damai di Madiun dan sekitarnya. (ahm/hen)
What's Your Reaction?


