Lewat Gertak 2023, Dispertabun Kediri Ingin Pertanian Berkelanjutan
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri menggelar acara gelar inovasi dan teknologi (gertak)
Kediri, (afederasi.com) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri menggelar acara gelar inovasi dan teknologi (gertak), Senin (7/8/2023) pagi.
Acara tahunan yang di gelar selama dua hari ini berlokasi di balai penyuluhan pertanian (BPP) Kecamatan Plemahan.
Selain pengenalan berbagai hasil tanaman, dalam satu harinya, ada ribuan petani akan bertemu dengan beberapa produsen baik benih, pupuk hingga obat-obatan melakukan pelatihan dan diskusi bersama.
"Tentunya kami inginkan berlanjut tidak hanya gelaran selama dua hari ini aja, kalau petani mau komoditas melon, nanti bisa fasilitasi disini," terang Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri, Anang Widodo usai acara, Senin (7/8/2023).
Hampir sama dengan gelaran pada tahun sebelumnya, selain belajar para petani akan disuguhkan hasil pertanian dari inovasi dan beberapa teknologi pertanian.
Namun begitu, pada tahun ini Anang menyampaikan tema yang diangkat pada Gertak 2023 yakni pertanian berkelanjutan menuju petani yang mandiri. Hal ini sebagai bentuk komitmen Pemkab Kediri dalam rangka mencari alternatif dan solusi terbaik dalam proses pertanian dari hulu sampai hilir.
Diakui Anang, di BPP Plemahan ini banyak terpampang hasil panen seperti jagung. Hal ini dikarenakan lokasi Plemahan adalah salah satu demplot penghasil komoditas bahan pangan paling banyak di wilayah Kabupaten Kediri.
"Tidak menutup kemungkinan pada Gertak selanjutnya berlokasi di timur Kabupaten Kediri yang notabene penghasil hortikultura. Atau bisa juga di wilayah barat sungai Brantas dengan penghasil buah mangga dan kopi. Tapi secara keseluruhan tanaman di sini mewakili seluruh potensi di Kabupaten Kediri," paparnya.
Anang menjelaskan, Gertak 2023 ini juga sebagai daya tarik para petani di seluruh wilayah Kabupaten Kediri. Beberapa pelatihan bakal digelar di BPP Plemahan dengan tiga kelas. Satu kelas diisi sampai 100 orang dengan satu harinya terdapat 6 kelas sesuai dengan jenis tanaman, seperti hortikultura, pangan maupun palawija.
"Setelah itu kita ajak berkunjung ke lokasi hasil tanaman, ada teman-teman yang bertanggung jawab baik teman-teman secara industri dan yang mengadakan teknologi tersebut. Sehingga petani bisa melihat secara langsung tanamannya hidup," ungkapnya.
Anang menyebut sejauh ini petani di Kabupaten Kediri berangsur telah beralih menggunakan pertanian secara inovasi. Salah satu contoh yakni penggunaan pupuk non organik dalam setiap tanaman yang dikurangi dan beralih menggunakan organik.
"Sekarang ada sekitar 130 hektar lahan dari petani yang beralih ke organik. Harapannya dalam gelaran ini, semoga para petani dapat ilmu baru dan bisa dipraktikkan secara maksimal," tandasnya.(sya/dn)
What's Your Reaction?


