Cosplay Korban Kecelakaan, Cara Satlantas Tulungagung Gugah Kesadaran Pengendara di Titik Black Spot Jepun

27 Nov 2025 - 13:27
Cosplay Korban Kecelakaan, Cara Satlantas Tulungagung Gugah Kesadaran Pengendara di Titik Black Spot Jepun
Satlantas Polres Tulungagung sosialisasi keselamatan lalu lintas di Simpang Empat Jepun dengan menampilkan cosplay yang menggambarkan korban kecelakaan (deny/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) – Satlantas Polres Tulungagung menghadirkan pendekatan yang tak biasa untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya keselamatan berkendara. Pada Kamis (27/11/2025), mereka menggelar sosialisasi keselamatan lalu lintas di Simpang Empat Jepun dengan menampilkan cosplay yang menggambarkan korban kecelakaan.

Dalam aksi edukasi visual tersebut, diperlihatkan figur-figur yang mewakili kondisi nyata korban kecelakaan lalu lintas di Tulungagung mulai dari pengendara yang cacat permanen karena tak memakai helm, korban balap liar, hingga representasi korban meninggal dunia. Pendekatan ini sengaja dipilih untuk memberikan gambaran langsung tentang risiko yang kerap diabaikan pengguna jalan.

Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP Taufik Nabilla, mengatakan bahwa Perempatan Jepun dipilih sebagai lokasi kegiatan karena wilayah tersebut selama ini dikenal sebagai salah satu titik rawan kecelakaan atau black spot. Selain itu, lokasi tersebut juga menjadi simpul pertemuan arus kendaraan dari Blitar, Trenggalek, Kediri, dan pusat kota Tulungagung.

“Pada kegiatan hari ini kami menampilkan contoh-contoh korban kecelakaan di Tulungagung, seperti korban balap liar, tidak memakai helm, hingga yang meninggal dunia. Perempatan Jepun kami pilih karena merupakan black spot dan titik temu kendaraan dari berbagai arah,” jelas AKP Taufik.

Menurutnya, tujuan utama dari sosialisasi tersebut bukan membuat masyarakat takut saat melihat polisi, tetapi menumbuhkan kesadaran bahwa melanggar aturan lalu lintas berpotensi mengancam nyawa sendiri maupun orang lain.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa mematuhi aturan itu penting, bukan karena takut ditilang, melainkan karena sadar akan bahaya yang ditimbulkan jika lalai,” tegasnya.

Selama 9 hari pelaksanaan Operasi Zebra, tercatat 19 kasus kecelakaan di Tulungagung, dengan satu orang meninggal dunia dan 35 lainnya mengalami luka ringan hingga berat. Di sisi lain, penindakan pelanggaran melalui ETLE dan operasi manual telah mencapai sekitar 5.000 temuan meliputi tilang manual, ETLE statis, Mobile ETLE, hingga teguran.

“Wilayah dengan angka kecelakaan tertinggi berada di sekitar kota, termasuk kawasan Jepun dan Rejoagung. Sebagian besar melibatkan sepeda motor,” tambahnya.

Secara kumulatif, sejak Januari hingga Oktober 2025, Polres Tulungagung mencatat sedikitnya 1.050 kasus kecelakaan lalu lintas dengan 134 korban meninggal dunia.

Satlantas Polres Tulungagung berharap masyarakat semakin peka dan peduli terhadap keselamatan diri, keluarga, serta sesama pengguna jalan.(dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow