Koaliasi Ormas Jombang Refleksi Nilai Pluralisme dan Kemanusiaan

23 Nov 2025 - 13:33
Koaliasi Ormas Jombang Refleksi Nilai Pluralisme dan Kemanusiaan
Tasyakuran yang digelar oleh koalisi Ormas di Kabupaten Jombang atas dianugerahinya gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada Sabtu (22/11/2025). (Foto:Santoso/afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com)  – Sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) di Jombang menggelar tasyakuran sebagai bentuk syukur atas dianugerahinya gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Acara penuh khidmat ini berlangsung di Cafe D'Java Taman Tirta Wisata, Jalan Soekarno-Hatta, Sabtu malam (22/11/2025).


Tasyakuran yang digelar oleh koalisi Ormas seperti Forum Komunikasi Masyarakat Jombang (FKMJ), Aliansi Masyarakat Jombang (AMJ), Forum Lintas Iman, Barikade Gus Dur, PCTAI, Madas, dan Seniman Lesbumi NU Jombang ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momen refleksi mendalam atas warisan nilai-nilai perjuangan Gus Dur dalam membela kemanusiaan, pluralisme, dan demokrasi di Indonesia.


Ketua DPRD Jombang, Hadi Atmaji, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menegaskan bahwa Gus Dur adalah pahlawan kemanusiaan yang menjadi teladan bagi semua lapisan masyarakat.
"Kami ingin meneruskan perjuangan beliau dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, keadilan sosial, serta keberpihakan kepada kaum lemah. Wujud cinta dan penghormatan kepada beliau itu diterapkan dalam keseharian," ujar Hadi yang juga merupakan Ketua DPC PKB Jombang.


Koordinator Aliansi Masyarakat Jombang, Gus Zulfikar Damam Ikhwanto, atau yang akrab disapa Gus Antok, menilai gelar pahlawan untuk Gus Dur sangatlah layak. Menurutnya, Gus Dur adalah sosok yang egaliter dan tidak pernah memandang status seseorang.


"Dari situ masyarakat Indonesia begitu cinta kepada beliau. Padahal ia seorang yang pernah menjabat pimpinan tertinggi bangsa Indonesia, namun ia tidak memandang statusnya dan melihat semua manusia mempunyai hak yang sama, beliau pejuang kemanusiaan sejati," tuturnya.


Gus Antok, yang merupakan putra dari KH Abdul Adhim Dimyati, juga membagikan cerita personal tentang kedekatan keluarganya dengan Gus Dur. Ia menuturkan, setelah tidak lagi menjabat presiden, Gus Dur pernah menjadi penengah dalam konflik di sebuah perguruan tinggi swasta di Jombang.


"Di tahun itu, Gus Dur tak pernah melihat keberadaan Abah Adhim sebagai kawannya ia pun menanyakan, 'Nang ndi Dubes (sebutan Gus Dur kepada Abah Adhim selaku Dukun Besar) gag Ono kabare'. Padahal Abah bukan pejabat atau politisi," kenang Gus Antok.


Dari situlah, tegasnya, terlihat betapa Gus Dur adalah pribadi yang sangat egaliter tanpa sekat. "Sosialnya sangat tinggi dan banyak keteladanan beliau yang menjadi ajaran bagi bangsa Indonesia," imbuhnya.


Di kesempatan yang sama, Abah Suudi, seorang seniman dan Ketua Lesbumi NU Jombang, turut menyampaikan rasa syukurnya. Ia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah RI yang telah menyematkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur.


"Tasyakuran ini sebagai rasa cinta kami kepada beliau. Dan beliau merupakan kawan, guru, juga pejuang yang luar biasa terhadap kemanusiaan," tutur Abah Suudi.


Acara tasyakuran ini mengakhiri dengan kesepahaman bersama untuk terus melanjutkan dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan Gus Dur, khususnya dalam merawat keragaman, membela kaum marginal, dan memperkuat sendi-sendi demokrasi di tingkat akar rumput, dimulai dari Jombang, kota kelahiran banyak ulama besar. (san)



What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow