Profil Susilo Wonowidjojo: Bos Gudang Garam yang Hartanya Terancam Disita Bank
Bank OCBC NISP telah mengambil tindakan hukum dengan menggugat sita jaminan harta milik Susilo Wonowidjojo, bos dari PT Gudang Garam.

Kediri, (afederasi.com) - Bank OCBC NISP telah mengambil tindakan hukum dengan menggugat sita jaminan harta milik Susilo Wonowidjojo, bos dari PT Gudang Garam. Selain itu, pihak bank juga melakukan gugatan terhadap utang sebesar Rp 232 miliar yang telah tercatat sejak Juni 2021. Langkah hukum ini diambil sebagai respons terhadap kasus pemalsuan surat, penipuan, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilaporkan oleh Bank OCBC NISP kepada Bareskrim Polri, yang melibatkan Susilo dan jajaran direksi PT Gudang Garam Tbk.
Susilo Wonowidjojo telah dikenal sebagai salah satu tokoh terkaya di Indonesia. Forbes Real Time Billionaire merilis data pada tanggal 4 Mei 2023 yang menunjukkan bahwa Susilo menduduki peringkat ke-14 dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Total kekayaannya mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 51 triliun. Meskipun mengalami penurunan dari total harta pada tahun 2022 sebesar Rp 71,4 triliun, Susilo tetap menjadi tokoh yang memiliki pengaruh signifikan dalam dunia bisnis Indonesia.
Susilo Wonowidjojo merupakan putra ketiga dari pendiri Gudang Garam, Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjojo. Gudang Garam, yang berdiri sejak tahun 1958, adalah perusahaan rokok ternama yang merintis produksi di Kediri, Jawa Timur, sebelum melakukan ekspansi ke berbagai kota lainnya. Susilo memiliki peran penting dalam perusahaan ini, di mana ia sempat menjabat sebagai wakil direktur sebelum akhirnya menjadi Presiden Direktur Gudang Garam Group, menggantikan sang kakak yang meninggal dunia.
Di bawah kepemimpinan Susilo, Gudang Garam Group telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Selain beroperasi di industri rokok, perusahaan ini juga merambah sektor bisnis lain seperti proyek tol, bandara, dan industri kelapa sawit. Gudang Garam Group masih mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri rokok Indonesia, menguasai lebih dari 20% pangsa pasar tembakau di tahun 2023. Dengan lebih dari 36.000 karyawan, perusahaan ini terus mengukir jejak kuat di dunia bisnis Indonesia. (mg-2/mhd)
What's Your Reaction?






