Potensi Mencapai 327 T, Ini Tiga Fokus Kemenag dalam Pengembangan Zakat

Potensi zakat di Indonesia ternyata memiliki dimensi yang luar biasa, mencapai angka mencolok sebesar Rp327 triliun per tahun.

24 Aug 2023 - 09:45
Potensi Mencapai 327 T, Ini Tiga Fokus Kemenag dalam Pengembangan Zakat
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Waryono (berdiri)

Jakarta, (afederasi.com) - Potensi zakat di Indonesia ternyata memiliki dimensi yang luar biasa, mencapai angka mencolok sebesar Rp327 triliun per tahun. Jumlah potensial ini bahkan hampir menandingi anggaran pemerintah untuk perlindungan sosial tahun 2022 yang mencapai Rp431,5 triliun. Hal ini menyoroti potensi besar yang masih dapat dikembangkan di bidang pengumpulan dan pemanfaatan zakat di tanah air.

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur, mengungkapkan bahwa potensi zakat di Indonesia masih memiliki ruang untuk ditingkatkan lebih lanjut. Dukungan terhadap pengembangan zakat juga telah tercermin dalam adanya 512 Badan Amil Zakat, 49.132 Unit Pengumpul Zakat (UPZ), 145 Lembaga Zakat, dan 10.124 amil yang berperan dalam pengelolaan dana zakat di tanah air. Dengan sumber daya yang luas ini, ia berkeyakinan bahwa pengumpulan zakat akan terus mengalami peningkatan yang signifikan di masa depan.

"Dengan sumber daya yang besar, saya optimis pengumpulan zakat di Indonesia akan terus meningkat," ujar Waryono saat memberikan pengarahan pada acara Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zakat Lazis Assalam Fil Alamin di Jakarta pada Rabu (23/8/2023).

Waryono baru-baru ini dilantik sebagai Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dalam posisinya yang baru, Waryono telah menetapkan tiga fokus utama untuk pemberdayaan zakat. Pertama, mewujudkan masyarakat yang kuat secara iman dan ekonomi. Kedua, meningkatkan aspek intelektual. Dan ketiga, memanfaatkan teknologi sebagai pendorong utama perkembangan dalam pengelolaan zakat.

"Ini merupakan pekerjaan rumah kita bersama. Jika ini dapat dilakukan, Insya Allah zakat akan menjadi bagian strategis yang tidak hanya membantu negara secara langsung tapi juga dirasakan oleh masyarakat," tegasnya.

Dengan populasi mustahik (penerima zakat) mencapai sekitar 10,7 juta di Indonesia dan potensi zakat yang besar, Waryono menyadari pentingnya pemetaan yang akurat untuk memastikan penyaluran dana zakat tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa kemiskinan tidak hanya terkait dengan masalah ekonomi, melainkan juga mencakup bidang pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan lainnya. Oleh karena itu, lembaga zakat diharapkan untuk memetakan wilayah kerjanya dengan baik untuk menghindari tumpang tindih dalam penyaluran bantuan.

"Dengan zakat, kita dapat membentuk keluarga dan generasi masa depan yang lebih baik, bukan generasi yang rentan. Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki posisi sentral yang dapat mempengaruhi kehidupan dari berbagai aspek," tambahnya.

Kementerian Agama (Kemenag) bersama Lembaga Zakat diharapkan dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat, terutama para muzaki (penyumbang zakat). Ini akan membantu muzaki melakukan kewajiban berzakat dengan sadar dan antusias. Waryono menekankan bahwa pengelolaan zakat haruslah transparan, akuntabel, sesuai sasaran, dan mematuhi standar global.

Pada acara tersebut, Lazis Assalam Fil Alamin memberikan beasiswa kepada 959 orang penerima manfaat. Beasiswa ini meliputi 317 santri dari 15 pesantren, 3 mahasiswa D3, 361 mahasiswa S1, 72 mahasiswa S2, dan 46 mahasiswa S3. Hadir dalam acara ini adalah sejumlah tokoh penting di bidang pemberdayaan zakat dan wakaf, serta perwakilan penerima manfaat dari berbagai latar belakang. (mg-3/mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow