Pemkab Kediri Bakal Urus HAKI, Seni Tiban dan Makanan Khas Bumi Panjalu

Kediri, (afederasi.com) - Usai berhasil mematenkan kesenian Jaranan Jowo atas hak kekayaan intelektual (HAKI) sebagai kesenian asli daerah beberapa hari yang lalu, Pemerintah Kabupaten Kediri akan memberikan perhatian khusus kepada sektor budaya dan seni lainnya. Diantaranya seni tiban dan makanan khas Kabupaten Kediri.

Upaya itu dilakukan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana untuk menambah pematenan kekayaan intelektual milik Bumi Panjalu dan diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap budaya asli Kabupaten Kediri. 

"Kita upayakan untuk beberapa budaya dan kesenian lainnya untuk di HAKI-kan, termasuk juga ada produk makanan khas Kabupaten Kediri," terangnya, Jumat (6/1/2023).

Menurut Dhito, potensi budaya di Kabupaten Kediri ini terbilang sangat melimpah. Sehingga perlu adanya pematenan HAKI agar tidak diakui pihak lain. 

"Mari bersama merawat dan nguri-nguri budaya dan kesenian asli Kabupaten Kediri serta tumbuhkan rasa memiliki budaya ini," tuturnya. 

Terpisah, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Imam Mubarok menjelaskan HAKI yang diterima pada kesenian Jaranan Jowo ini untuk perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT), hal itu mengacu pada UU nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta.

Jaranan Jowo, lanjut Mubarok, memiliki kekhasannya tersendiri yang tidak dapat ditemui di kesenian jaranan yang berada di daerah lain. 

"Jadi pada konsepnya Jaranan Jowo ini lebih kepada keaslian Kabupaten Kediri, di dalamnya ada cerita rakyat, musik instrumental, gerak tarian, upacara adat, hingga sandiwara rakyatnya. Dan itu muncul di Jaranan Jowo," urainya. 

Terkait pematenan kesenian dan budaya asli Kabupaten Kediri yang lain, Mubarok menyampaikan tengah memproses Seni Tiban yang tumbuh pesat di Kecamatan Ngadiluwih, Wayang Krucil, hingga makanan asli Kabupaten Kediri. 

"Kita sedang proses pematenan kesenian Tiban, warongko keris, hingga makanan seperti cenil dan sebagainya," tandasnya. (sya/dn)