Pasar Crypto Melonjak di Tahun 2023: Bitcoin, Blackrock, dan Pertumbuhan Aplikasi PINTU
Tahun 2023 membawa angin segar bagi pasar crypto setelah sempat terseok-seok sepanjang tahun 2022.
Jakarta, (afederasi.com) - Tahun 2023 membawa angin segar bagi pasar crypto setelah sempat terseok-seok sepanjang tahun 2022. Pasar crypto mencatat reli positif yang signifikan, dengan Bitcoin (BTC) sebagai pendorong utama. Aset crypto ini mencapai titik tertinggi selama 18 bulan terakhir dengan mencapai level harga $40.000. Kenaikan harga BTC tidak hanya mengangkat semangat para investor, tetapi juga berdampak pada nilai kapitalisasi pasar crypto secara keseluruhan yang mencapai $1,45 triliun.
Pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar crypto tidak hanya dipicu oleh performa baik Bitcoin, tetapi juga oleh langkah strategis dari Blackrock. Raksasa manajemen aset ini mengajukan exchange-traded fund (ETF) bitcoin spot ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Keputusan ini tidak hanya menciptakan gelombang positif di pasar global, tetapi juga meningkatkan transaksi perdagangan bursa crypto di Indonesia.
"Langkah Blackrock dengan mengajukan ETF bitcoin spot ke SEC telah membawa dampak positif, khususnya dalam meningkatkan transaksi perdagangan bursa crypto di Indonesia," ungkap Timothius Martin, Chief Marketing Officer PINTU seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Aplikasi PINTU, sebagai salah satu platform perdagangan crypto terkemuka, mencatat pertumbuhan signifikan pada volume perdagangan. Dalam periode Oktober hingga November, trading volume PINTU meningkat lebih dari 120%. Token seperti USDT, BTC, ETH, MEME, & SOL mendominasi dalam volume perdagangan. Peningkatan ini diharapkan menjadi sinyal positif untuk mengembalikan transaksi aset crypto secara nasional yang sempat mengalami penurunan.
"Trading volume aplikasi PINTU secara month-to-month mengalami peningkatan signifikan lebih dari 120%, menjadi sinyal positif bagi pemulihan transaksi aset crypto secara nasional," jelas Timothius Martin.
Meskipun terjadi penurunan nilai transaksi perdagangan aset crypto di Indonesia, jumlah investor terus meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), volume transaksi pada tahun 2021 mencapai Rp859,4 triliun, tetapi turun drastis menjadi Rp306,4 triliun pada tahun 2022. Namun, hingga September 2023, jumlah investor crypto di Indonesia mencapai 17,91 juta orang, menunjukkan minat yang tetap tinggi.
"Meski terjadi penurunan nilai transaksi, jumlah investor crypto di Indonesia terus meningkat, mencapai 17,91 juta orang per September 2023," ungkap BAPPEBTI.
PINTU, sebagai platform perdagangan crypto yang mendapat dukungan kuat, terus berinovasi untuk menghadapi dinamika pasar. Dengan lebih dari 6 juta unduhan dan peningkatan rata-rata volume transaksi per user sebesar 89%, PINTU telah merilis fitur-fitur baru untuk memberikan pilihan investasi yang lebih baik. Salah satunya adalah fitur limit order dan auto DCA yang dijadwalkan akan dirilis pada akhir kuartal III-2023.
"Kami telah mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan volume yang lebih besar di tahun 2024 dengan merilis fitur-fitur baru seperti limit order dan auto DCA," tutup Timothius Martin, Chief Marketing Officer PINTU.
Sementara itu, PINTU terus memperluas pilihan aset crypto dengan lebih dari 128 token per November 2023. Token baru seperti Radiant Capital (RDNT), Toncoin (TON), CyberConnect (CYBER), Strax (STRAX), Pendle (PENDLE), dan Stargate Finance (STG) telah ditambahkan. Fitur unggulan seperti Pintu Earn yang memberikan imbalan hingga 10% per tahun, serta fitur PTU Staking dengan berbagai manfaat menarik, tetap menjadi daya tarik bagi pengguna PINTU.
"PINTU tetap berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna dengan terus menambahkan token baru dan menyempurnakan fitur-fitur unggulan seperti Pintu Earn dan PTU Staking," ungkap Timothius Martin.(mg-2/jae)
What's Your Reaction?