Monumen Saksi Bisu Pertempuran Heroik Mayor Darmo Sugondo
Jombang, (afederasi.com) – Sebuah monumen berbetuk tugu setinggi 7 meter berdiri kokoh di Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tugu Nasional Kudubanjar, atau yang lebih dikenal warga sebagai Tugu Peluru, bukan sekadar penanda lokasi.
Tugu ini adalah saksi bisu perjuangan sengit para laskar rakyat dan Tentara Republik Indonesia (TRI) mempertahankan kedaulatan bangsa dari cengkeraman penjajah Belanda pasca kemerdekaan.
Kisah heroik itu diungkapkan oleh Kepala Desa Kudubanjar, Gatot Kuswanto. Menurut cerita turun-temurun yang diterimanya, tugu yang didirikan sekitar tahun 1951 ini erat kaitannya dengan pertempuran ini diduga terjadi sekitar 1947-1949, memperebutkan pasokan gula dari Pabrik Gula Gempolkrep, Mojokerto, yang saat itu dikuasai Belanda.
"Dulunya di sana terjadi pertempuran dikarenakan memperebutkan pasokan gula dari Pabrik Gula Gempolkrep yang dikuasai oleh Belanda," terangnya kepada media, Rabu (05/11/2025).
Kuswanto mengatakan pertempuran tersebut begitu dahsyatnya, hingga memaksa pemerintahan onderdistrik (Onderan) Kecamatan Kudu yang semula berada di Desa Kudubanjar, harus berpindah ke Desa Randuwatang. "Bangunan bekas onderdistrik itu kini beralih fungsi menjadi Kantor Kecamatan Kudu," terangnya.
Kuswanto menambahkan, pertempuran yang berlangsung cukup panjang, bukan hanya hitungan hari, mendorong masyarakat Kudubanjar turut berpartisipasi dengan membuka dapur umum.
"Masyarakat di Desa Kudubanjar pun rela menjadi bagian pekarangan tersebut untuk membuka dapur umum. Hal itu disebabkan pertempuran itu berlangsung bukan sehari atau dua hari. Melainkan cukup panjang mengakibatkan dibutuhkan pasokan makanan yang memadai," pungkasnya.
Menguatkan pernyataan tersebut, Pemerhati Sejarah Jombang, Faisol, menegaskan bahwa Mayor Darmo Sugondo adalah komandan batalyon djago tokoh pejuang kemerdekaan yang memiliki peran penting dalam perlawanan terhadap Belanda.
"Di Jombang, nama beliau erat kaitannya dengan sejarah perjuangan lokal, terutama di wilayah yang mempertahankan front perjuangan di sepanjang utara brantas khususnya di wilayah onderan Kudu Jombang Jawa Timur, yang kini memiliki tugu peringatan nasional sebagai saksi bisu perjuangan tersebut," terang Faisol.
Faisol menjelaskan bahwa pertempuran di Kudubanjar terjadi dalam konteks Agresi Militer Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Perlawanan di tingkat lokal seperti ini merupakan bagian dari upaya gigih para pejuang untuk mempertahankan kedaulatan.
"Keberadaan Tugu Nasional Kudubanjar menjadi bukti fisik dan pengingat akan kepahlawanan dan perjuangan yang dilakukan oleh Mayor Darmo Sugondo dan rekan-rekan seperjuangannya," ungkapnya.
Faisol menambahkan, Kiprah Mayor Darmo Sugondo dalam pertahanan kedaulatan negara, menunjukkan betapa vital perannya di wilayah tersebut dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
" Dengan demikian, Tugu Peluru di Jombang tidak hanya menjadi simbol fisik, tetapi juga pengingat abadi akan harga mahal yang dibayar untuk kemerdekaan Indonesia, serta semangat patriotisme yang patut diteladani oleh generasi sekarang, " pungkasnya. (san)
What's Your Reaction?


