Menteri Wihaji Kunjungi Keluarga Stunting Lamongan
Lamongan, (afederasi.com) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, melakukan kunjungan kerja ke Desa Rancang Kencono, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, untuk meninjau langsung kondisi keluarga berisiko stunting (KRS) sebagai bagian dari percepatan penurunan angka stunting nasional, Kamis pagi (4/12/2025).
Kunjungan tersebut dilakukan di rumah Aliyati, warga kurang mampu yang saat ini tengah hamil sekitar delapan bulan dan masuk dalam kategori keluarga yang memerlukan penanganan cepat melalui Program Genting (Gerakan Penanganan Stunting Terintegrasi).
Dalam kesempatan itu, Menteri Wihaji menegaskan bahwa penanganan stunting tidak boleh berhenti pada diskusi dan seminar saja, melainkan harus dilakukan lewat aksi nyata di lapangan.
“Perintah Bapak Presiden sangat jelas yakni jangan banyak diskusi, jangan banyak seminar. Kerja, cek lapangan. Karena menyelamatkan satu orang sama dengan menyelamatkan satu generasi,” ujarnya.
Wihaji mengatakan tingkat stunting nasional saat ini berada pada angka 19,8 persen, dan pemerintah terus berupaya menurunkannya secara bertahap melalui intervensi langsung ke masyarakat. Ia memastikan bahwa negara harus hadir, terutama bagi keluarga yang rentan.
Saat meninjau kondisi rumah Ibu Aliyati, Menteri Wihaji memeriksa dapur, air bersih, serta kelayakan hunian. Ia menilai kondisi rumah tersebut memang pantas mendapatkan bantuan pemerintah.
“Insyaallah rumahnya akan kita bangunkan. Untuk peningkatan ekonomi keluarga, kita bantu modal usaha. Katanya ingin ternak ayam, nanti kita dukung. Saya juga dengar motornya pernah hilang, insyaallah akan kita bantu sepeda motor pengganti,” katanya.
Menurutnya, seluruh bantuan tersebut merupakan upaya memastikan bayi yang akan lahir nanti terhindar dari risiko stunting sejak awal kehidupan.
Wihaji menegaskan bahwa intervensi cepat dan tepat bagi keluarga miskin dan rentan seperti ini tidak memerlukan prosedur yang rumit.
“Ini bentuk kehadiran pemerintah. Yang seperti ini harus kita tangani cepat, karena dampaknya menyangkut masa depan generasi Indonesia,” tutupnya. (yan)
What's Your Reaction?


