Menag RI Sebut Bahrul Ulum Jombang Bukti Pesantren Pusat Lahirnya Intelektual

15 Oct 2025 - 16:58
Menag RI Sebut Bahrul Ulum Jombang Bukti Pesantren Pusat Lahirnya Intelektual
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar saat konferensi pers dengan media di acara acara Simposium Paralel 30 Profesor Alumni, Rabu (15/10/2025). (Foto:Santoso/afederasi.com)

Jombang, ( afederasi.com)  – Pondok Pesantren Bahrul Ulum (BU) Tambakberas, Jombang, membuktikan perannya sebagai pusat lahirnya intelektual dan ulama terkemuka di Indonesia. Hal ini ditegaskan langsung oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dalam momentum peringatan 200 Tahun berdirinya pesantren tertua di Jawa Timur ini.


"Alhamdulillah kita datang merayakan 200 tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Kami menyaksikan bukti nyata kontribusi pesantren bagi bangsa," ujar Menag Nasaruddin Umar dalam acara Simposium Paralel 30 Profesor Alumni, Rabu (15/10/2025).


Dalam keterangannya, Menag mengapresiasi kiprah panjang Bahrul Ulum dalam pengembangan pemikiran Islam. Ia menegaskan bahwa pesantren merupakan efisentrum atau pusat keseimbangan terbaik antara penguasaan ilmu agama dan ilmu umum.


"Efisentrum yang baik itu ada di pesantren. Dan salah satu tempat terbaik itu ya di Bahrul Ulum. Tadi kami saksikan sendiri, ada 30 profesor yang lahir dari rahim pesantren ini. Ini adalah bukti nyata," ungkap Nasaruddin Umar dengan penuh apresiasi.


Menag menambahkan, kombinasi pendidikan agama dan umum di pesantren mampu membentuk manusia seutuhnya, baik dari aspek rohani maupun jasmani, yang menjadi kontribusi tak ternilai bagi kemajuan bangsa.


Sementara itu, Ketua Umum Yayasan PP Bahrul Ulum, KH. M. Wafiyul Ahdi, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya dapat menjadi bagian dari sejarah 200 tahun pesantren ini.
KH. Wafiyul menuturkan, inovasi pendidikan di Bahrul Ulum telah dirintis sejak era pendirinya, KH. Abdul Wahab Chasbullah.

Pada tahun 1912, sang tokoh nahdliyin tersebut telah memperkenalkan huruf latin (hingga saat ini dikenal sebagai aksara Indonesia) kepada para santri yang saat itu hanya mengenal huruf pegon.

"Bahkan saat itu, Mbah Wahab juga sudah memasukkan pelajaran berhitung dan ilmu umum lainnya. Inovasi ini yang membuat madrasah di bawah naungan pesantren terus eksis hingga kini," paparnya.


Kini, warisan inovasi tersebut berbuah manis. Pesantren Bahrul Ulum telah berkembang menjadi sebuah ekosistem pendidikan raksasa yang menaungi 19 lembaga pendidikan.

Puncak prestasinya ditunjukkan dalam simposium ini, yang menghadirkan 30 profesor alumni yang berasal dari setidaknya 16 perguruan tinggi berbeda di dalam dan luar negeri."Semoga 100 tahun yang akan datang, jumlah guru besar yang lahir dari pesantren ini bisa dua kali lipat," harap KH. Wafiyul Ahdi.


Ia juga menekankan pentingnya meneladani spiritualitas dan kepemimpinan para muassis (pendiri). "Mbah Wahab adalah simbol leadership yang lahir dari spiritualitas kuat. Nilai inilah yang harus diteladani para santri untuk melanjutkan perjuangan," tandasnya.


Perayaan dua abad Bahrul Ulum ini tidak hanya menjadi momentum sejarah, tetapi juga pengakuan nasional bahwa pesantren adalah lumbung intelektual yang telah melahirkan ribuan tokoh agama, ilmuwan, dan pemimpin bangsa. (san)



What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow