#BoikotTrans7 Menggema di Jatim, GPK Serukan Aksi Bela Pesantren

15 Oct 2025 - 16:42
 #BoikotTrans7 Menggema di Jatim, GPK Serukan Aksi Bela Pesantren
Ketua Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Jawa Timur, H. Mujtahidur Ridho. (Foto :Istimewa)

Jombang, (afederasi.com) - Tagar #BoikotTrans7 membanjiri media sosial di Jawa Timur. Gelombang protes ini dipicu oleh tayangan program XPOSE Trans7 yang dianggap menyudutkan dan mencemarkan nama baik pondok pesantren.

Sebagai bentuk perlawanan, Ketua Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Jawa Timur, H. Mujtahidur Ridho atau yang akrab disapa Gus Edo, secara resmi menyerukan aksi boikot.

Dalam pernyataannya pada Rabu, 15 Oktober 2025, Gus Edo mengajak segenap insan pesantren, termasuk para santri, alumni, wali santri, dan simpatisan Nahdlatul Ulama (NU), untuk bersama-sama meramaikan tagar #BoikotTrans7 di platform media sosial.

Seruan boikot ini merupakan respon atas tayangan Trans7 yang dinilai provokatif dan tidak berimbang. Gus Edo, yang juga merupakan cucu menantu KH Wahab Chasbullah, menegaskan bahwa tayangan tersebut telah melecehkan kiai, santri, dan dunia pesantren secara keseluruhan.

"Dari berbagai poster dan unggahan yang beredar, kami sangat menyayangkan pesantren sering dipandang sempit oleh dunia luar. Kedisiplinan dianggap penindasan, penghormatan dinilai sebagai feodalisme, dan pengabdian dituduh sebagai perbudakan. Ini adalah bentuk ketidakadilan media," tegas pengurus Ribath Al Wahabiyah 1 dan Al Lathifiyah 2 Bahrul Ulum ini.

Ia menambahkan, tayangan semacam itu tidak hanya memicu kemarahan warganet, khususnya kalangan pesantren, tetapi juga berpotensi merusak persepsi masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam yang telah berjasa besar dalam mencerdaskan bangsa.

Selain menyerukan boikot, Gus Edo juga mendesak Trans7 untuk segera mengambil langkah responsif. Pihaknya mendesak stasiun televisi tersebut untuk memberikan klarifikasi dan permintaan maaf yang resmi serta terbuka kepada publik.

"Jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Banyak kiai yang hidup sederhana dan berjasa besar membantu santrinya menjadi sukses. Media seharusnya tidak menyoroti hal-hal yang tidak proporsional. Untuk itu, Trans7 harus bertanggung jawab secara moral dan hukum atas pelecehan terhadap pesantren ini," tuturnya.

Gerakan #BoikotTrans7 ini mendapatkan dukungan luas, terutama dari komunitas pesantren di Jawa Timur. Mereka bersatu padat menilai bahwa tayangan XPOSE Trans7 tidak hanya melukai perasaan, tetapi juga mencoreng marwah dan kehormatan pesantren sebagai benteng akhlak dan ilmu agama.

Hingga berita ini diturunkan, tagar #BoikotTrans7 masih terus menjadi trending topic, menunjukkan besarnya solidaritas dan kekuatan suara masyarakat, khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama, dalam membela harga diri lembaga pendidikannya.(san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow