Ikuti Program UMKM BRI , Pengrajin Kain Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri Semakin Maju

30 Jun 2023 - 12:44
Ikuti Program UMKM BRI , Pengrajin Kain Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri Semakin Maju
Salah satu pengunjung saat melihat tenun ikat milik Rukoiyah di Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri. (foto : isa/afederasi.com).
Ikuti Program UMKM BRI , Pengrajin Kain Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri Semakin Maju

Kediri, (afederasi.com) - Pengrajin kain ikat tenun asal Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri Rukoiyah (54) bertekad untuk terus melestarikan kerajinan tradisional. Hal ini dilakukannya untuk menjaga keberlanjutan budaya khas asal Kota Tahu ini. 

Pengrajin yang telah menggeluti usaha sejak tahun 1990 ini mengaku sempat bangkrut usai krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 silam.

Rukoiyah pun perlahan bangkit dan berkarya dengan mengikuti program UMKM dari bank BRI untuk mengembangkan usaha kerajinan kain tenun ikat hingga sekarang. 

"Sebelumnya, pasca bangkrut saya sempat menjadi tenaga kerja di Arab Saudi, mencari modal kemudian kembali ke Indonesia dan melanjutkan usaha ini lagi," terangnya, Jumat (30/6/2023).

Rukoiyah menceritakan untuk modal awal merintis kembali usaha kain tenun ini sebesar Rp 25 juta. Dana tersebut ia gunakan untuk membeli alat tenun dan bahan untuk kain.

Dengan mulai dari nol, satu per satu model kain ia tenun dengan memperhatikan corak dan motif khas Kota Kediri. Selain kain tenun ikat, Rukoiyah juga memproduksi sarung kain goyor sejak tahun 2000.

"Alhamdulillah perlahan pesanan mulai datang dari konsumen di wilayah Kota Kediri dan sekitarnya," terangnya. 

Seiring berjalannya waktu, berbagai cobaan sudah dirasakan Rukoiyah untuk mempertahankan usahanya ini, seperti pada masa pandemi kemarin.

Pemesanan kain tenun turun drastis, sehingga omset yang didapat juga ikut turun. Pada saat itu dirinya mendapat angin segar, karena mendapat bantuan program dari BRI.

"Kemarin dapat bantuan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) sekitar Rp 25 juta. Uangnya digunakan untuk variasi kain tenun seperti syal, baju, hingga sarung. Alhamdulillah pesanan juga semakin bertambah," paparnya. 

Rukoiyah mengakui bahwa bangkit dari usaha memang tak lepas dari peran bantuan perbankan. Pada Bulan Desember 2022, pinjaman KUR BRI Rukoiyah meningkat menjadi Rp 50 juta dengan program pinjaman lunas maju. Saat itu pinjaman tersebut ia gunakan untuk proses pemasaran hingga menambah alat tenun.

"Kemarin menyisakan tenor 6 bulan, namun saya memutuskan untuk lunas maju karena pesanan banyak dan terus ada," jelasnya.

Sementara itu, salah satu kunci kesuksesan dalam usaha kata Rukoiyah, tak terlepas dari namanya digitalisasi. Berkaca dari masa pandemi lalu, dimana aspek kehidupan hingga pekerjaan manusia beralih menjadi digital.

Untuk itu, perkembangan teknologi menurut Rukoiyah saat ini sangat penting untuk dapat mendukung perkembangan, pemasaran serta kemajuan usaha.

Ia mencontohkan seperti acara pameran, pembeli kebanyakan melakukan transaksi pembayaran melalui QRIS (transaksi scan barcode) ketimbang transaksi secara langsung. 

"Ini juga sangat mempermudah bisnis karena tidak lagi harus menyediakan uang kembalian. Selain itu, fasilitas QRIS juga saya sediakan di galeri toko. Untuk reseller, saya juga menggunakan aplikasi BRImo di smartphone, biasanya untuk mengecek transaksi pembayaran dari konsumen," jelas Rukoiyah. 

Saat ini, di wilayah Bandar Kidul Kota Kediri, setidaknya terdapat sekitar 15 perajin kain ikat tenun seperti Rukoiyah dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 300 orang.

Saat menjelang lebaran, Rukoiyah mengaku tak kurang dari 1000 potong kain tenun baik jadi maupun bahan telah laku terjual ke berbagai daerah di sekitar Kediri. 

"Kami juga berkolaborasi dengan desainer untuk acara festival di Kediri, seperti Dhoho Street Fashion Carnival," tandasnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, Tanto Wijohari saat dikonfirmasi terkait UMKM kain tenun di Bandar Kidul Kota Kediri, menyampaikan pihaknya telah mendukung dan mengusulkan kembali kawasan Bandar Kidul menjadi Desa Devisa ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Dimana kerajinan tenun Bandar Kidul juga sudah terdaftar dalam Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)-nya. Diharapkan dengan potensi yang ada ini, bisa terus berdampak positif dalam perekonomian warga sekitar lokasi kerajinan. 

"Dalam dukungan pengembangan potensi, kami juga telah melakukan pelatihan kepada pengrajin tenun ikat dengan berkolaborasi bersama program ketenagakerjaan. Tenun ikat ini juga bisa jadi oleh-oleh khas Kediri. Kami harapkan penjualan bisa semakin meningkat," ungkapnya.(sya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow