Heboh Bukit Teletubbies Bromo Kebakaran Gara-Gara Prewedding Pakai Flare, Apa Risiko Bahayanya?

Malang, (afederasi.com) - Gunung Bromo, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling ikonik di Indonesia, baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah terjadi kebakaran akibat penggunaan flare dalam sesi foto prewedding. Kejadian ini memicu keprihatinan yang mendalam terhadap dampak penggunaan flare yang sembrono di tempat wisata alam yang berharga ini.

Video yang beredar menunjukkan pasangan yang sedang menjalani sesi foto prewedding dengan penuh semangat. Mereka memutuskan untuk menambahkan elemen dramatis dengan menyalakan flare. Namun, apa yang terjadi selanjutnya mengubah suasana menjadi mencekam.

Flare yang awalnya terlihat indah saat dinyalakan, tiba-tiba menyambar rumput dan tanaman di sekitarnya, memicu kebakaran yang mengancam seluruh area. Masyarakat sekitar yang menyaksikan kejadian ini tampak terkejut, sementara pasangan tersebut berusaha untuk memadamkan api yang tiba-tiba meluas.

Dampak dari kebakaran ini terekam dalam sebuah video yang menunjukkan gambaran malam mencekam ketika Bukit Teletubbies, sebagian dari Gunung Bromo, terbakar. Kobaran api yang menyala terang dan kepulan asap yang mencekam memenuhi layar video tersebut, menggambarkan situasi yang semakin serius.

Reaksi warganet tidak lama lagi datang, dengan sebagian dari mereka merasa geram terhadap penggunaan flare yang seharusnya untuk tujuan hiburan semata. Salah seorang warganet di platform X bahkan mengomentari, "Flare yang kamu bilang keren akhirnya bikin Savana Bromo menyala malam ini. Selamat! Tujuan viralmu tercapai."

Penggunaan flare tidak hanya berdampak pada lingkungan sekitar, tetapi juga berisiko bagi kesehatan manusia. Flare mengandung berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat menjadi ancaman serius jika terhirup atau masuk ke dalam tubuh.

Menurut laman Peppermint, asap yang dihasilkan oleh flare dapat mengganggu kesehatan. Panas dan asap flare dapat menyebabkan gangguan pernapasan, bahkan bagi mereka yang menderita asma. Oleh karena itu, penggunaan flare harus dipertimbangkan secara serius dan tidak boleh dilakukan sembarangan.

Dikutip dari Soundings Online, penggunaan flare memerlukan pelatihan khusus agar dapat digunakan dengan aman. Flare mengeluarkan cahaya terang yang dapat menyebabkan kerusakan mata jika tidak digunakan dengan benar. Ini menekankan pentingnya memahami cara yang tepat untuk menggunakan flare dan menghindari risiko yang tidak perlu.

Kisah tragis kebakaran di Gunung Bromo karena penggunaan flare dalam sesi foto prewedding adalah pengingat yang menegangkan tentang betapa pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan peralatan yang berpotensi berbahaya ini. Kejadian ini juga menyoroti bahaya nyata yang dapat timbul akibat kelalaian, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Kesadaran akan risiko ini harus selalu diperhatikan agar tragedi serupa dapat dihindari di masa depan.(mg-2/mhd)