Wacana Diduetkan, Harga Diri PDIP Jatuh Jika Ganjar Cawapres Anies?
Pembicaraan tentang potensi duet antara bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, dengan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, telah mengemuka dan menjadi sorotan.

Yogyakarta, (afederasi.com) - Pembicaraan tentang potensi duet antara bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, dengan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, telah mengemuka dan menjadi sorotan. Kedua tokoh ini disebut memiliki pengaruh besar dan dapat menjadi lawan serius bagi bakal calon presiden lainnya, termasuk Prabowo Subianto.
Wacana mengenai kemungkinan duet Ganjar dan Anies ini telah menimbulkan beragam tanggapan dari berbagai kalangan di dalam PDIP. Rinciannya dijelaskan dalam paparan berikut.
Pengusulan tentang kemungkinan kolaborasi Ganjar dan Anies diungkapkan oleh politikus PDIP, Said Abdullah. Tanggapannya muncul setelah hasil survei Litbang Kompas menunjukkan perbandingan elektabilitas antara Ganjar dan Anies, dengan Ganjar unggul secara signifikan dengan angka 24,9 persen dibandingkan dengan 12,7 persen milik Anies.
Said Abdullah menyatakan pandangannya bahwa Anies bukanlah lawan yang sepele. Ia menilai Anies sebagai sosok yang cerdas dan mampu berdampingan dengan Ganjar.
"Dalam pandangan kami, Anies Baswedan bukanlah pesaing yang bisa dianggap remeh. Dia dan Ganjar adalah individu-individu berbakat," ujar Said pada Senin (21/8/2023).
Said juga menyoroti kesamaan latar belakang pendidikan Ganjar dan Anies, yang keduanya merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurutnya, jika mereka bersatu, akan tercipta sinergi kepemimpinan yang kuat.
"Jika keduanya bersatu, itu akan menjadi kekuatan yang lebih baik bagi masa depan kepemimpinan kita. Keduanya masih muda, cerdas, dan berenergi tinggi," tambah Said.
Sementara itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa potensi duet antara Ganjar dan Anies merupakan keputusan yang berada di tangan Ketum Megawati Soekarnoputri. Ia menyatakan bahwa Megawati belum menentukan siapa yang akan menjadi pendamping Ganjar.
"Saya sudah berbicara dengan Ibu Ketua Umum, bahwa masalah capres-cawapres adalah hak prerogatif Ibu Ketua Umum, dan sampai saat ini, belum ada keputusan mengenai siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo," ungkap Hasto di Yogyakarta pada Selasa (22/8/2023).
Hasto juga merincikan kriteria yang diinginkan PDIP dalam mencari calon wakil presiden yang akan berduet dengan Ganjar. Di antara kriteria tersebut adalah kemampuan teknokratik, kesesuaian dengan ideologi partai, pemahaman terhadap komitmen sosial, serta kesesuaian karakter dengan ideologi PDIP yang menekankan persatuan.
Meskipun Hasto tidak memberikan jawaban pasti apakah Anies memenuhi kriteria tersebut, ia mengklarifikasi bahwa Megawati dan para ketua umum partai pendukung Ganjar terus mempertimbangkan calon wakil presiden yang paling tepat.
Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei mengenai elektabilitas tiga bakal calon presiden. Hasilnya menempatkan Ganjar sebagai pemimpin dalam perolehan elektabilitas dengan angka 34,1 persen, diikuti Prabowo dengan 31,3 persen, dan Anies dengan 19,2 persen. Meski kenaikan elektabilitas Ganjar dari 22,8 persen pada Mei 2023 tidak begitu signifikan, tren tersebut memiliki potensi mempengaruhi dinamika politik mendatang.
Survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas melibatkan 1.364 responden dari seluruh Indonesia dalam kurun waktu 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, dengan margin of error sekitar 2,65 persen.
Hasil survei Litbang Kompas ini turut memunculkan wacana duet Ganjar-Anies oleh Said Abdullah. Namun, Said kemudian menegaskan bahwa pernyataannya hanyalah bentuk berandai-andai agar publik tidak menganggap remeh Ganjar, Anies, dan Prabowo.
Said menyatakan, "Apakah kita tidak boleh bermimpi? Tidak boleh berandai-andai? Sebenarnya, yang ingin saya sampaikan adalah ajakan kepada seluruh elemen bangsa, terhadap calon presiden kita, baik Ganjar, Prabowo, maupun Anies, kita tidak boleh meremehkan satu sama lain."
Ia juga menegaskan bahwa ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan penting untuk menjaga kondusivitas dan perdamaian dalam menghadapi perbedaan pilihan politik.
Namun, Said tidak menutup peluang terhadap kemungkinan duet Ganjar-Anies, terutama karena Partai NasDem juga merespons positif mengenai wacana tersebut. (mg-2/jae)
What's Your Reaction?






