Sambut Hangat Kunjungan Paus Fransiskus, Gusdurian: Momentum Kuatkan Perdamaian dan Toleransi

09 Sep 2024 - 11:33
Sambut Hangat Kunjungan Paus Fransiskus, Gusdurian: Momentum Kuatkan Perdamaian dan Toleransi
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah, kanan) bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (tengah,kiri) usai melakukan foto bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto](Dikutip dari suara.com media partner afederasi.com)

Jakarta - Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia disambut hangat oleh seluruh masyarakat. Tak hanya umat Katolik saja tetapi dari semua kalangan termasuk Jaringan Gusdurian. 

Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menuturkan bahwa kehadiran Paus Fransiskus kali ini merupakan momentum bagi seluruh umat manusia. Terkhusus untuk mensyukuri perdamaian, keterbukaan, dan toleransi yang ada di Indonesia. (Dikutip dari suara.com media partner afederasi.com)

 

"Rasa syukur yang ada harus menjadi penyemangat kepada seluruh bangsa Indonesia untuk terus bekerja dalam menciptakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata Alissa dalam keterangan tertulis yang dikutip Suara.com, Kamis (5/9/2024).

 

Menurut Alissa, kunjungan Paus Fransiskus juga merupakan momentum yang sangat berharga untuk menegaskan kembali pentingnya kerja kolaboratif antar-iman. Apalagi dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.

 

Dia memberi contoh seperti pada saat Gus Dur bersama Romo Mangunwijaya bersama-sama mengadvokasi korban penggusuran warga di Kedung Ombo ketika rezim Soeharto dulu. Kolaborasi antar-iman itu harus tetap dibangun dan dilanjutkan.

 

"Dialog antar-iman sudah berhasil kita wujudkan di Indonesia, saatnya mewujudkan kerja kolaboratif antar-iman," ucap dia.

 

Kehadiran Paus Fransiskus di tengah masyarakat Indonesia sekaligus menjadi teladan nyata. Hal itu sudah bisa dilihat sejak pertama kali kedatangannya yang tanpa menggunakan fasilitas serba mewah.

 

"Di tengah wabah nafsu pada harta, politik uang, korupsi kolusi nepotisme, dan hasrat kekuasaan yang bertentangan dengan nilai agama dan demokrasi, Paus Fransiskus hadir dengan teladan kesederhanaannya," sebut Alissa.

 

Kunjungan ini, kata Alissa merupakan momentum yang sangat berharga. Guna kemudian memberikan panduan kepada semua pihak untuk meletakkan persoalan dasar kehidupan manusia sebagai agenda bersama.

 

"Komitmen Paus Fransiskus terhadap perdamaian, keberpihakannnya pada kelompok lemah, kesederhanaan, serta pertaubatan ekologisnya adalah teladan yang harus kita junjung bersama," tegasnya.

 

Disampaikan Alissa, kehadiran Paus Fransiskus bukan hanya sebuah kunjungan simbolis. Melainkan juga sebagai sebuah dorongan kuat untuk memperhatikan nilai-nilai fundamental yang seringkali terabaikan dalam praktik demokrasi di Indonesia.

 

"Kunjungan ini harus menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk tidak hanya fokus pada prosedur demokrasi, tetapi juga memastikan bahwa etika serta nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tetap menjadi praktik nyata demi kepentingan semua warga negara," kata dia. (Dikutip dari suara.com media partner afederasi.com)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow