Peternak Muda Madu Bremono Kediri, Raih Sukses Hingga Berdayakan Masyarakat

Kediri, (afederasi.com) - Wasis Handoko (35) adalah peternak sekaligus pengusaha madu lebah, yang mampu memberdayakan dan meningkatkan ekonomi pelaku UMKM di bidang yang sama di wilayahnya Dusun Purworejo Desa Bringin Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Dalam mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat setempat, pemuda yang hobi bersepeda tersebut mendapat bantuan akses permodalan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dari program kredit usaha rakyat (KUR).
Wasis sapaan akrabnya secara pribadi menggagas adanya pengembangan sentra madu di wilayahnya mulai tahun 2018 lalu.
Saat itu ia ironi melihat banyaknya peternak lebah yang ada namun mereka terkadang masih bingung untuk proses pemasaran.
Akhirnya dia memberanikan diri membuka kios toko penjualan madu untuk kali pertama di daerahnya sekaligus menerima madu dari para peternak setempat yang dijual.
"Dari situ saya juga mengajak agar membuka toko atau gerai di depan rumah masing-masing. Kalau area ini ada sekitar 40 peternak lebah," terangnya, Jumat (19/5/2023).
Lama kelamaan usaha peternak lebah madu yang diberi nama Madu Bremono Super ini mulai dikenal dan ditiru oleh peternak lebah lain.
Saat ini setidaknya tak kurang dari 20 kios toko madu berjejer menjual hasil madu seperti yang dilakukan Wasis.
Dia memiliki prinsip, semua madu pasti punya pasarnya sendiri, seperti halnya pada sentra Tahu Kuning Kediri, banyak penjual tahu memiliki toko berjejer dan selalu laku serta jadi jujukan bagi para pelancong ketika datang ke Kediri.
"Saya sebarkan itu kepada semua peternak disini agar mindsetnya berubah. Alhamdulillah sekarang di wilayah ini menjadi sentra madu atau biasa disebut kampung madu dan menjadi yang terbesar di Kediri," ucap pria yang juga menjabat sebagai ketua perkumpulan peternak lebah Kediri ini.
Menurut Wasis, dengan fokus pada peternakan lebah madu, dia memiliki dua keuntungan. Pertama adalah bisnis dan kedua menyalurkan hobi sekaligus edukasi pengembangan usaha perlebahan.
Karena hal tersebut, Wasis dipercaya oleh sesama peternak desa setempat untuk menjadi ketua paguyuban peternak lebah.
Selain tergolong masih muda sendiri, diapun sering didatangi pelajar maupun mahasiswa yang belajar mengenai lebah dan prosesnya sampai menjadi madu.
Sementara itu untuk pengembangan UMKM sendiri, Wasis yang sudah dari 2007 silam berkecimpung dalam dunia peternak lebah mengaku sering mengikuti pameran dan pelatihan produk segmen usaha madu di Kabupaten Kediri.
Untuk memasarkan produknya, selain membuat kios di depan kediamannya, Wasis memasarkan pula produk madunya kepada komunitas, instansi serta sering upload di media sosial seperti di Tokopedia, Shopee dan toko online lainnya.
Sesekali Wasis mengaku juga memasarkan via facebook dengan ikut gabung ke komunitas penjual madu di Indonesia.
"Untuk tahun 2021 dulu bisa sampai 25 ton setahun terjual, tapi itu hasil kelompok bukan dari saya saja," ungkapnya.
Wasis sendiri baru pada tahun 2020 silam mulai mengakses pendanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI sebesar Rp 100 juta. Saat itu ia gunakan dana tersebut untuk renovasi toko dan pengembangan lebah.
Saat ini pun madu Bremono Super pasarnya sudah kian meluas. Pemasaran secara digital sudah dilakukan Wasis bersama petani lebah binaan lainnya dengan aktif membagikan produk madu di facebook dan instagram.
Kendati demikian Wasis mengakui bahwa produk madu yang dia pasarkan masih naik turun tergantung dari permintaan pasar.
"Alhamdulillah dengan aktif posting sehari dua kali di Fb, ig maupun grub Whatsapp. Sekarang sudah tersebar ke seluruh Indonesia kecuali Aceh masih belum pernah kirim ke sana. Paling laku itu madu jenis randu dengan botol 600 ml harga rp 110 - 120 ribu," bebernya.(sya/dn)
What's Your Reaction?






