Harga Ikan Patin Tembus Rp25.000 Perkilogram

18 Dec 2025 - 17:56
Harga Ikan Patin Tembus Rp25.000  Perkilogram
Tengkulak ikan patin saat menimbang hasil panen ikan patin milik petani peternak ikan di Desa Sumbersari Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang,Kamis (18/12/2025). (Foto: Santoso/afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com) – Sentra budidaya ikan patin di Kabupaten Jombang mencatat kenaikan harga yang menggembirakan peternak jelang akhir tahun 2025.

Harga di tingkat peternak saat ini mencapai Rp 20.000 sampai  Rp25.000 per kilogram, meningkat dari kisaran Rp20.000 sebelumnya, didorong oleh permintaan tinggi untuk menyambut Natal dan Tahun Baru.

Pantauan di lokasi budidaya ikan patin milik Muslik Fanani di Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada Kamis (18/12/2025) menunjukkan aktivitas panen yang ramai. Dari satu kolam berisi 3.000 ekor, Muslik mampu memanen hingga 1,2 ton ikan patin siap jual.

"Harga cenderung naik, mulai dari Rp20.000 hingga Rp25.000 sebagai harga tertinggi. Untuk biaya perawatan 3.000 ekor dari tebar sampai panen dibutuhkan sekitar Rp11 juta, dengan harga segini peternak untung," jelas Muslik yang mengelola sembilan kolam dengan siklus panen 6-7 bulan.

Kenaikan ini bukan fenomena insidental. Saiful, seorang tengkulak yang ditemui di lokasi, mengonfirmasi bahwa harga beli dari petani memang telah mencapai Rp25.000 per kg, sebelumnya harga kisaran Rp 20.000 per kg.

"Ikan hasil panen tersebut kemudian dikirim ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sidoarjo dengan muatan rata-rata 1 ton per pengiriman," pungkasnya.

Analisis Penyebab Kenaikan Harga

Kenaikan harga yang mencapai 25% ini didorong oleh beberapa faktor kunci:

1. Lonjakan Permintaan Musiman

Memasuki akhir tahun, tradisi makan bersama dan berbagai acara keluarga selama libur Natal dan Tahun Baru secara konsisten mendongkrak permintaan ikan segar, termasuk patin, di seluruh Indonesia. Fenomena siklus tahunan ini menciptakan tekanan pada pasokan yang tersedia.

2. Ekspansi Pasar ke Luar Daerah

Pasar ikan patin Jombang tidak lagi hanya mengandalkan konsumsi lokal. Tengkulak seperti Saiful mengkonfirmasi bahwa hasil panen rutin dikirim ke sentra pemasaran besar seperti TPI Sidoarjo.

 Permintaan juga datang dari kota-kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang, yang membutuhkan pasokan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan kuliner akhir tahun masyarakat urban.

3. Stabilitas Biaya Produksi

Di sisi produksi, peternak seperti Muslik Fanani mendapat angin segar dari stabilitas harga pakan pabrikan dalam beberapa pekan terakhir. Ketika harga jual naik sementara biaya input utama stabil, margin keuntungan peternak pun mengalami perbaikan yang signifikan.

4. Manajemen Budidaya yang Intensif

Kesuksesan panen juga ditopang oleh penerapan manajemen kolam yang baik. 

Muslik menjelaskan, untuk menjaga hasil panen yang maksimal, ia secara rutin menjaga sirkulasi air dan memantau kualitas parameter air seperti pH. 

Praktik budidaya yang teliti ini memastikan tingkat kelangsungan hidup dan kesehatan ikan yang optimal, menghasilkan produk bernilai jual tinggi.

Kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi perekonomian lokal, khususnya para pembudidaya ikan. Peningkatan pendapatan ini diharapkan dapat mendorong reinvestasi untuk memperluas usaha dan meningkatkan teknologi budidaya.

Bagi konsumen, meskipun harga di tingkat peternak naik, rantai pasokan yang efisien melalui tengkulak dan TPI diharapkan dapat menstabilkan harga eceran di pasar.

 Inovasi dalam pemasaran, seperti penjualan langsung dari peternak ke konsumen melalui platform digital atau sistem pre-order, juga berpotensi menawarkan harga yang lebih kompetitif.

Dengan kombinasi faktor permintaan yang kuat, manajemen budidaya yang baik, dan pasar yang berkembang, industri ikan patin Jombang diproyeksikan akan terus tumbuh. 

Momentum akhir tahun 2025 ini diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat untuk keberlanjutan dan peningkatan kesejahteraan para peternak di tahun-tahun mendatang.(san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow